Jakarta, CNN Indonesia --
Debut trio MMN alias Lionel Messi, Kylian Mbappe, dan Neymar milik Paris Saint-Germain(PSG) di duel Liga Champions lawan Club Brugge berakhir mengecewakan. Trio tersebut masih sebatas ganas di atas kertas.
Bayangan kehebatan trio Messi, Mbappe, dan Neymar sudah menggema sejak Messi diperkenalkan sebagai pemain baru PSG. Trio tersebut terancam tak terwujud seiring rumor kepindahan Mbappe ke Madrid.
Namun begitu bursa transfer ditutup dan Mbappe tetap ada di PSG, harapan melihat trio MMN bisa terwujud. Bayangan kehadiran Messi menambah daya gedor PSG yang musim lalu sudah menakutkan akhirnya terwujud nyata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menanti sekian pekan, trio tersebut akhirnya hadir secara bersamaan di lapangan sejak menit pertama pada laga lawan Club Brugge.
Duel lawan Club Brugge di Liga Champions diyakini bakal jadi start sempurna trio MMN. Namun yang terjadi kemudian, trio MMN belum benar-benar jadi monster menakutkan bagi pertahanan lawan.
Debut trio MMN terbilang berakhir mengecewakan. Tak satu pun dari Messi, Mbappe, dan Neymar yang bisa mencetak gol. Hal itu terasa makin memprihatinkan karena PSG pulang dengan hasil imbang di tangan.
Trio MMN bahkan tidak berumur panjang di laga tersebut lantaran Mauricio Pochettino memutuskan menarik keluar Kylian Mbappe. Mbappe digantikan oleh Icardi di menit ke-51 karena mengalami cedera.
Dengan kondisi Mbappe cedera, keberlangsungan Trio MMN untuk laga berikutnya masih dalam tanda tanya.
Lantaran punya skuad dan materi pemain yang melimpah, Pochettino pasti tidak akan memaksakan Mbappe untuk tampil di laga Ligue 1 berikutnya.
Itu berarti penantian para penggemar untuk melihat kekuatan terbaik trio MMN bertambah panjang.
Situasi bakal makin rumit bila Icardi bisa menunjukkan level terbaik selama dipercaya turun mengisi tim inti. Bukan mustahil bila Icardi akhirnya mengganggu terwujudnya trio MMN milik PSG di tiap laga.
Icardi punya kelebihan sebagai striker murni yang bergerak di kotak penalti. Sementara itu Mbappe, Neymar, dan Messi cenderung bergerak melebar dari sayap saat menekan pertahanan lawan.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Membayangkan Messi, Mbappe, dan Neymar berada di lini serang yang sama, rasanya penonton bakal bisa berandai-andai tentang kengerian dan ketakutan dari barisan pertahanan lawan.
Bayangan penonton tentu didominasi tentang lawan yang bakal lebih sibuk bertahan dan melakukan segala cara untuk menjatuhkan Trio MMN.
Namun yang terjadi di laga matchday pertama Liga Champions, justru Club Brugge yang lebih banyak memiliki peluang. Club Brugge mencatatkan total 13 tembakan, enam di antaranya tepat sasaran.
Sementara itu PSG hanya menorehkan delapan tembakan dengan torehan empat tendangan tepat sasaran.
Kiper PSG di laga itu, Keylor Navas bahkan harus beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang untuk mencegah gol lebih banyak dari Brugge.
Dari gambaran tersebut, Pochettino belum bisa memberikan keseimbangan tim yang baik dengan kehadiran Trio MMN di lini depan.
PSG masih mudah ditembus oleh serangan lawan. Dominasi penguasaan bola yang dimiliki PSG belum diikuti oleh tekanan untuk membuat lawan minim peluang.
 Kontrak Mbappe bakal jadi bahasan panas dalam beberapa bulan ke depan. (AP/Olivier Matthys) |
Dengan mengandalkan Messi, Mbappe, dan Neymar, PSG memang dituntut untuk punya gelandang yang solid dan kuat. Barisan gelandang ini punya tugas ganda, memastikan bola terus mengalir ke depan sekaligus selalu siap memutus serangan balik lawan.
Tugas gelandang PSG makin terasa berat karena mereka juga harus menutup celah lantaran bek macam Achraf Hakimi rutin maju membantu serangan.
Keseimbangan tim ini yang belum bisa ditampilkan Pochettino di duel lawan Brugge. Hal tersebut bakal jadi pekerjaan rumah besar bagi mantan pelatih Tottenham Hotspur tersebut.
Reputasi yang belum setinggi pelatih-pelatih top lainnya turut menyulitkan Pochettino. Dengan latar belakang minim prestasi, Pochettino harus bisa meredam gejolak-gejolak yang mungkin ada di tim super PSG sepanjang musim ini.
Situasi kamar ganti PSG dipastikan bakal panas. Salah satu pemicunya tentu tentang kontrak Mbappe yang habis musim ini. Dalam beberapa bulan ke depan, hal ini yang akan jadi titik api dalam tubuh PSG.
Belum lagi tuntutan prestasi yang sangat tinggi terhadap Pochettino. Sukses di domestik tidak akan berarti apa-apa untuk PSG. Gelar juara Liga Champions sudah jadi harga mati.
Cepat atau lambat, Messi, Mbappe, dan Neymar akan mencatatkan banyak gol, terutama dalam laga-laga di kompetisi domestik saat perbedaan kekuatan PSG terasa signifikan.
Namun apakah Trio MMN bisa sehebat MSN (Messi-Suarez-Neymar), BBC (Bale, Benzema, Cristiano Ronaldo), atau Salah-Firmino-Mane?
Hal tersebut yang masih patut dibuktikan, terutama di kompetisi terelite Eropa, Liga Champions.
[Gambas:Video CNN]