Membayangkan Messi, Mbappe, dan Neymar berada di lini serang yang sama, rasanya penonton bakal bisa berandai-andai tentang kengerian dan ketakutan dari barisan pertahanan lawan.
Bayangan penonton tentu didominasi tentang lawan yang bakal lebih sibuk bertahan dan melakukan segala cara untuk menjatuhkan Trio MMN.
Namun yang terjadi di laga matchday pertama Liga Champions, justru Club Brugge yang lebih banyak memiliki peluang. Club Brugge mencatatkan total 13 tembakan, enam di antaranya tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu PSG hanya menorehkan delapan tembakan dengan torehan empat tendangan tepat sasaran.
Kiper PSG di laga itu, Keylor Navas bahkan harus beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang untuk mencegah gol lebih banyak dari Brugge.
Dari gambaran tersebut, Pochettino belum bisa memberikan keseimbangan tim yang baik dengan kehadiran Trio MMN di lini depan.
PSG masih mudah ditembus oleh serangan lawan. Dominasi penguasaan bola yang dimiliki PSG belum diikuti oleh tekanan untuk membuat lawan minim peluang.
![]() |
Dengan mengandalkan Messi, Mbappe, dan Neymar, PSG memang dituntut untuk punya gelandang yang solid dan kuat. Barisan gelandang ini punya tugas ganda, memastikan bola terus mengalir ke depan sekaligus selalu siap memutus serangan balik lawan.
Tugas gelandang PSG makin terasa berat karena mereka juga harus menutup celah lantaran bek macam Achraf Hakimi rutin maju membantu serangan.
Keseimbangan tim ini yang belum bisa ditampilkan Pochettino di duel lawan Brugge. Hal tersebut bakal jadi pekerjaan rumah besar bagi mantan pelatih Tottenham Hotspur tersebut.
Reputasi yang belum setinggi pelatih-pelatih top lainnya turut menyulitkan Pochettino. Dengan latar belakang minim prestasi, Pochettino harus bisa meredam gejolak-gejolak yang mungkin ada di tim super PSG sepanjang musim ini.
Situasi kamar ganti PSG dipastikan bakal panas. Salah satu pemicunya tentu tentang kontrak Mbappe yang habis musim ini. Dalam beberapa bulan ke depan, hal ini yang akan jadi titik api dalam tubuh PSG.
Belum lagi tuntutan prestasi yang sangat tinggi terhadap Pochettino. Sukses di domestik tidak akan berarti apa-apa untuk PSG. Gelar juara Liga Champions sudah jadi harga mati.
Cepat atau lambat, Messi, Mbappe, dan Neymar akan mencatatkan banyak gol, terutama dalam laga-laga di kompetisi domestik saat perbedaan kekuatan PSG terasa signifikan.
Namun apakah Trio MMN bisa sehebat MSN (Messi-Suarez-Neymar), BBC (Bale, Benzema, Cristiano Ronaldo), atau Salah-Firmino-Mane?
Hal tersebut yang masih patut dibuktikan, terutama di kompetisi terelite Eropa, Liga Champions.