PON Ajang Ideal Pencarian Bibit Atlet Kelas Dunia
Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi ajang paling ideal dalam mencari bibit unggul atlet nasional yang akan mewakili Indonesia di kancah internasional.
Pasalnya, para atlet dari berbagai macam cabang olahraga (cabor) yang tampil di PON pada hakikatnya adalah mereka yang dibina secara berjenjang oleh daerah untuk kelak berebut meraih prestasi puncak di level nasional. Hal itu membawa keyakinan bahwa sukses prestasi di PON akan berpengaruh pada pencapaian prestasi di kancah yang lebih luas.
Keyakinan itu diucapkan Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari. Meskipun digelar dalam kondisi yang extraordinary di tengah pandemi Covid-19, ia yakin PON Papua dapat terlaksana dengan baik dan mampu melahirkan bibit-bibit potensial untuk mewakili Merah Putih di level internasional.
"Saya yakin PON Papua dapat terselenggara dengan baik sehingga nantinya multievent ini mampu melahirkan wajah-wajah baru yang akan mewakili Indonesia di kancah dunia, baik SEA Games, Asian Games, dan paling penting Olimpiade yang menjadi puncak prestasi tertinggi bagi seluruh atlet-atlet di dunia," ucap Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.
Bicara soal PON ideal, Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan sebetulnya banyak faktor dan sudut pandang untuk menilai letak ideal penyelenggaraan PON.
Menurutnya, PON adalah bagian dari rangkaian ajang multievent pencapaian prestasi bagi seorang atlet, mulai dari Kejuaraaan Nasional yang berakhir di PON, kemudian dilanjutkan ke level yang lebih tinggi, yakni SEA Games, Asian Games dan Olimpiade di level paling atas.
"Oleh karena itu, tentu saja yang diutamakan seharusnya adalah bagaimana atlet-atlet bisa meraih prestasi terbaik di PON. Idealnya, setiap daerah bisa menampilkan atlet terbaik untuk berkompetisi di ajang nasional melalui PON," Setiawan melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/9).
Untuk itu, daerah juga memerlukan peta kekuatan lawan untuk bisa menjadi tolok ukur kesuksesan pembinaan yang telah dilakukan. Sebab apabila ada suatu daerah yang meraih prestasi tertinggi artinya daerah tersebut punya pembinaan atlet yang baik. Tapi sebaliknya, jika ada daerah yang raihan medali kurang di PON berarti memerlukan pembinaan
"Tapi kita juga harus melihat faktor-faktor yang menyebabkan prestasi itu muncul. Apakah proses pembinaannya, fasilitasnya, infrastruktur dan frekuensi kejuaraan di daerah juga dibina dengan baik. Belum lagi bagaimana kemampuan sumber daya manusia-nya? Ini yang dimaksud dengan kesinambungan untuk mewujudkan prestasi di level puncak."
"Sebut saja pembinaan di Ibukota DKI dengan faktor-faktor itu saya sebut relatif sudah terpenuhi, mulai dari fasilitas, infrastruktur memadai, pelatih kompeten, jumlah kejuaraan cukup pasti hasilnya beda dengan daerah lain. Jawa Barat juga punya fasilitas cukup baik, tapi daerahnya lebih luas sehingga pemerataan beda. Tapi mungkin di luar Pulau Jawa belum tentu bisa terpenuhi," jelasnya.
Baca lanjutan berita ini di halaman selanjutnya>>>