Susy: Indonesia Masih Punya Kans di Thomas dan Uber

CNN Indonesia
Jumat, 08 Okt 2021 15:53 WIB
Kevin/Marcus bakal jadi harapan Indonesia di nomor ganda pada Thomas Cup mendatang. (REUTERS/HAMAD I MOHAMMED)
Jakarta, CNN Indonesia --

Legenda bulutangkis Susy Susanti menyebut Indonesia masih punya kans untuk tampil sebagai juara di Thomas Cup dan Uber Cup 2020 yang digelar di Aarhus, Denmark mulai 9-17 Oktober mendatang.

Kekalahan di babak perempat final Sudirman Cup 2021 lalu disebut Susy bisa menjadi motivasi tersendiri bagi para pemain untuk kembali bangkit. Meskipun harus diakui, sekalipun di atas kertas Indonesia masih diunggulkan, tapi di lapangan apapun masih memungkinkan untuk terjadi.

"Kami harapkan pastinya kekalahan di Piala Sudirman kemarin memacu semangat pemain untuk pertandingan berikutnya bisa tampil lebih maksimal. Manajer, pembina, Binpres [Kepala Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky] dan pengurus tentunya mereka juga membutuhkan dukungan, untuk membangkitkan motivasi ke atlet supaya bisa tampil maksimal," kata Susy kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/10).

Terkait peluang, Susy menjelaskan Indonesia tetap masih punya peluang. Begitu juga halnya dengan kans untuk mengembalikan gelar Thomas Cup yang terakhir diraih pada 2002 dan Uber Cup pada 1996.

Baik di Thomas dan Uber Cup, Jepang dan China masih bakal jadi batu sandungan terberat buat Indonesia di edisi kali ini. Dua negara tersebut dianggap cukup solid secara kekuatan.

"Tapi kan pertandingan apapun bisa jadi. Misalnya, China di Piala Sudirman kemarin tidak dengan kekuatan full, pakai pemain muda bahkan, bisa mengalahkan Jepang dan jadi juara."

"Melihat hitung-hitungan prestasi dan pandemi banyak perubahan karena tidak ada pertandingan. Tapi dari ranking secara kekuatan didominasi Jepang dan China yang solid, Thailand juga cukup bagus, Korea Selatan lumayan tapi tidak sesolid China dan Jepang," imbuhnya.

Hasil kekalahan di babak perempat final Piala Sudirman 2021 disebut Susy jelas membuat sedih seluruh masyarakat Indonesia. Terlebih, kekalahan Tim Merah Putih didapat dari Malaysia, negara tetangga yang punya sejarah gengsi tinggi bila keduanya berjumpa.

"Sebagai seorang atlet, Indonesia boleh kalah dari negara lain tapi jangan dari Malaysia. Tapi namanya olahraga, situasi di lapangan bisa terjadi apa saja. Ketegangan dan tekanan jadi walaupun atlet kita di atas kertas unggul tapi tetap saja di pertandingan tidak bisa ditebak," ungkap Susy.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Gregoria Diharapkan, Jonatan Harus Lebih Baik


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :