Sejak kompetisi badminton mulai bergulir di awal 2021, nomor ganda putra Indonesia tidak lagi menunjukkan dominasi kuat.
Lantaran minim turnamen yang diikuti, termasuk kegagalan tampil di All England, ketidakmampuan ganda putra Indonesia merebut medali di Olimpiade makin terasa kuat sebagai gambaran kekuatan terkini.
Belum lagi kekalahan Kevin/Marcus dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik di Piala Sudirman pekan lalu yang membuat kondisi kekuatan Indonesia diragukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keraguan makin bertambah bila merujuk kondisi Jonatan dan Ginting juga tengah serupa. Jonatan kalah dari Brian Yang sedangkan Ginting tumbang di hadapan Anders Antonsen dan Lee Zii Jia.
Terlepas dari semua kegagalan terkini, pemain-pemain Indonesia wajib mengingat bahwa mereka telah melalui jalan panjang untuk bisa berstatus sebagai unggulan pertama. Unggulan pertama juga berarti bukti pengakuan tentang kehebatan materi tim yang dimiliki Indonesia saat ini.
Indonesia juga punya kekuatan yang lebih rata bila dibandingkan negara lain. Denmark lebih mencolok di nomor tunggal, Jepang sudah ditinggal pensiun sejumlah ganda putra andalan, China tanpa Chen Long dan dihiasi banyak wajah muda, sedangkan Taiwan memang punya kemampuan mengancam namun skuad Indonesia terlihat lebih dalam.
![]() |
Status unggulan pertama di atas kertas memang sekadar start awal ketika kompetisi dimulai dan perlu pembuktian saat tiap negara bertarung di lapangan.
Namun, Tim Indonesia juga harus mengingat, bahwa bukan hanya kepercayaan diri berlebihan yang bisa menjatuhkan. Terkadang, rasa kekecewaan yang terlalu mendalam bisa menghambat perjalanan.
Sejumlah pemain memang tengah dalam kondisi kecewa, baik karena kegagalan di Piala Sudirman atau juga terkait hasil di Olimpiade.
Tetapi Piala Thomas 2020 adalah lembaran baru dan hasil turnamen ini baru mulai bisa terlihat seiring pertandingan demi pertandingan yang akan dimainkan.
Skuad Indonesia di Thomas Cup 2016 yang masih ada di tim saat ini harus mengingat pahitnya kekalahan dan betapa besar tekad mereka untuk membawa pulang Piala Thomas sudah terpatri kuat dalam diri mereka sejak saat itu.
Ginting dan kawan-kawan harus yakin bahwa mereka telah lebih matang saat ini usai melalui perjalanan panjang. Hal itu yang bisa jadi semangat tambahan untuk membawa Thomas Cup pulang.