ANALISIS THOMAS CUP

Saat Indonesia Tak Boleh Tenggelam dalam Kekecewaan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 08 Okt 2021 18:15 WIB
Indonesia dalam kondisi limbung menghadapi Thomas Cup tahun ini. Namun mereka harus yakin bahwa tim ini telah matang usai jalan panjang.
Fajar/Rian adalah salah satu andalan Indonesia di nomor ganda putra. (Dok. PBSI)

Sejak kompetisi badminton mulai bergulir di awal 2021, nomor ganda putra Indonesia tidak lagi menunjukkan dominasi kuat.

Lantaran minim turnamen yang diikuti, termasuk kegagalan tampil di All England, ketidakmampuan ganda putra Indonesia merebut medali di Olimpiade makin terasa kuat sebagai gambaran kekuatan terkini.

Belum lagi kekalahan Kevin/Marcus dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik di Piala Sudirman pekan lalu yang membuat kondisi kekuatan Indonesia diragukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keraguan makin bertambah bila merujuk kondisi Jonatan dan Ginting juga tengah serupa. Jonatan kalah dari Brian Yang sedangkan Ginting tumbang di hadapan Anders Antonsen dan Lee Zii Jia.

Terlepas dari semua kegagalan terkini, pemain-pemain Indonesia wajib mengingat bahwa mereka telah melalui jalan panjang untuk bisa berstatus sebagai unggulan pertama. Unggulan pertama juga berarti bukti pengakuan tentang kehebatan materi tim yang dimiliki Indonesia saat ini.

Indonesia juga punya kekuatan yang lebih rata bila dibandingkan negara lain. Denmark lebih mencolok di nomor tunggal, Jepang sudah ditinggal pensiun sejumlah ganda putra andalan, China tanpa Chen Long dan dihiasi banyak wajah muda, sedangkan Taiwan memang punya kemampuan mengancam namun skuad Indonesia terlihat lebih dalam.

Tokyo 2020 Olympics - Badminton - Men's Singles - Bronze medal match - MFS - Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Japan – August 2, 2021.  Anthony Ginting of Indonesia celebrates after winning the match against Kevin Cordon of Guatemala. REUTERS/Leonhard FoegerAnthony Ginting kini telah berstatus sebagai peraih medali perunggu Olimpiade. (REUTERS/LEONHARD FOEGER)

Status unggulan pertama di atas kertas memang sekadar start awal ketika kompetisi dimulai dan perlu pembuktian saat tiap negara bertarung di lapangan.

Namun, Tim Indonesia juga harus mengingat, bahwa bukan hanya kepercayaan diri berlebihan yang bisa menjatuhkan. Terkadang, rasa kekecewaan yang terlalu mendalam bisa menghambat perjalanan.

Sejumlah pemain memang tengah dalam kondisi kecewa, baik karena kegagalan di Piala Sudirman atau juga terkait hasil di Olimpiade.

Tetapi Piala Thomas 2020 adalah lembaran baru dan hasil turnamen ini baru mulai bisa terlihat seiring pertandingan demi pertandingan yang akan dimainkan.

Skuad Indonesia di Thomas Cup 2016 yang masih ada di tim saat ini harus mengingat pahitnya kekalahan dan betapa besar tekad mereka untuk membawa pulang Piala Thomas sudah terpatri kuat dalam diri mereka sejak saat itu.

Ginting dan kawan-kawan harus yakin bahwa mereka telah lebih matang saat ini usai melalui perjalanan panjang. Hal itu yang bisa jadi semangat tambahan untuk membawa Thomas Cup pulang.



(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER