Jakarta, CNN Indonesia --
Indonesia dalam kondisi limbung jelang Thomas Cup 2020 digelar. Namun pemain-pemain Indonesia mesti ingat jalan panjang yang telah mereka tempuh hingga berstatus sebagai unggulan pertama saat ini.
Saat Indonesia memutuskan menceburkan nama-nama seperti Anthony Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di Thomas Cup 2016, hal itu disertai harapan bahwa Indonesia bakal lebih cepat menyusun kekuatan untuk masa depan.
Indonesia malah melampaui bayangan dengan lolos ke final meski akhirnya harus kalah 2-3 dari Denmark. Walaupun pulang dengan kekalahan, ada harapan yang tertanam bahwa Indonesia punya peluang bagus dan skuad yang dalam di masa depan untuk merebut kembali Thomas Cup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima tahun berselang, Ginting dan Jonatan makin matang dan terus menimba pengalaman. Ginting meraih perunggu Asian Games dan Olimpiade sedangkan Jonatan punya emas Asian Games. Keduanya juga berada di jajaran elite 10 besar dunia.
Kevin/Marcus menjelma jadi ganda putra terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia juga punya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang konsisten di 10 besar.
 Ahsan/Hendra masih ada di dalam tim Indonesia untuk Piala Thomas kali ini. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman) |
Bonus tambahan, Ahsan/Hendra yang diprediksi bakal gantung raket ternyata masih bertahan lima tahun kemudian dengan status sebagai juara dunia 2019. Belum lagi ada nama Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mampu jadi juara dunia junior.
Dengan materi tim berlimpah bintang tersebut, wajar pada akhirnya Indonesia menempati posisi sebagai unggulan pertama. Bila mundur ke belakang, saat Thomas Cup 2020 diundur karena pandemi covid-19, Indonesia bisa dibilang jadi tim yang paling dirugikan lantaran sedang dalam posisi kuat untuk memenangkan trofi juara.
Mimpi untuk segera mengakhiri dahaga gelar juara Thomas Cup yang terakhir dimenangkan pada 2002 terasa begitu membara.
Namun dalam perkembangan terkini, Tim Indonesia malah tengah limbung usai mendapat pukulan telak di Piala Sudirman, sepekan jelang Piala Thomas berlangsung.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Sejak kompetisi badminton mulai bergulir di awal 2021, nomor ganda putra Indonesia tidak lagi menunjukkan dominasi kuat.
Lantaran minim turnamen yang diikuti, termasuk kegagalan tampil di All England, ketidakmampuan ganda putra Indonesia merebut medali di Olimpiade makin terasa kuat sebagai gambaran kekuatan terkini.
Belum lagi kekalahan Kevin/Marcus dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik di Piala Sudirman pekan lalu yang membuat kondisi kekuatan Indonesia diragukan.
Keraguan makin bertambah bila merujuk kondisi Jonatan dan Ginting juga tengah serupa. Jonatan kalah dari Brian Yang sedangkan Ginting tumbang di hadapan Anders Antonsen dan Lee Zii Jia.
Terlepas dari semua kegagalan terkini, pemain-pemain Indonesia wajib mengingat bahwa mereka telah melalui jalan panjang untuk bisa berstatus sebagai unggulan pertama. Unggulan pertama juga berarti bukti pengakuan tentang kehebatan materi tim yang dimiliki Indonesia saat ini.
Indonesia juga punya kekuatan yang lebih rata bila dibandingkan negara lain. Denmark lebih mencolok di nomor tunggal, Jepang sudah ditinggal pensiun sejumlah ganda putra andalan, China tanpa Chen Long dan dihiasi banyak wajah muda, sedangkan Taiwan memang punya kemampuan mengancam namun skuad Indonesia terlihat lebih dalam.
 Anthony Ginting kini telah berstatus sebagai peraih medali perunggu Olimpiade. (REUTERS/LEONHARD FOEGER) |
Status unggulan pertama di atas kertas memang sekadar start awal ketika kompetisi dimulai dan perlu pembuktian saat tiap negara bertarung di lapangan.
Namun, Tim Indonesia juga harus mengingat, bahwa bukan hanya kepercayaan diri berlebihan yang bisa menjatuhkan. Terkadang, rasa kekecewaan yang terlalu mendalam bisa menghambat perjalanan.
Sejumlah pemain memang tengah dalam kondisi kecewa, baik karena kegagalan di Piala Sudirman atau juga terkait hasil di Olimpiade.
Tetapi Piala Thomas 2020 adalah lembaran baru dan hasil turnamen ini baru mulai bisa terlihat seiring pertandingan demi pertandingan yang akan dimainkan.
Skuad Indonesia di Thomas Cup 2016 yang masih ada di tim saat ini harus mengingat pahitnya kekalahan dan betapa besar tekad mereka untuk membawa pulang Piala Thomas sudah terpatri kuat dalam diri mereka sejak saat itu.
Ginting dan kawan-kawan harus yakin bahwa mereka telah lebih matang saat ini usai melalui perjalanan panjang. Hal itu yang bisa jadi semangat tambahan untuk membawa Thomas Cup pulang.
[Gambas:Video CNN]