Sebelum berharap Fajar/Rian bisa mengejutkan dan mencuri poin dari Lee/Wang, Anthony Ginting akan lebih dulu berdiri di lapangan.
Ginting mengemban misi penting di laga ini. Kemenangan Ginting atas Chou Tien Chen bakal menempatkan Indonesia di posisi yang lebih baik.
Dari rekor pertemuan, Ginting vs Chou Tien Chen berbagi angka sama kuat, 6-6. Hal itu berarti Ginting dan Chou Tien Chen memang berada di level yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pengingat Ginting, status tunggal pertama adalah pembuka jalan tim. Dengan hal itu, Ginting diharapkan bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang membuatnya menelan banyak kekalahan dalam beberapa laga belakangan.
Taiwan menitikberatkan kekuatan mereka pada Chou Tien Chen dan Lee/Wang yang turun di dua partai pertama. Mengalahkan Taiwan di sektor terkuat mereka tentu bakal jadi pukulan telak.
![]() |
Bila Ginting bisa membawa Indonesia memimpin 1-0 terlebih dulu, ada beban yang terangkat dari pundak pemain-pemain Indonesia yang tampil setelahnya.
Fajar/Rian yang dipersiapkan sebagai senjata kejutan pun bakal makin mantap menjejak lapangan.
Jonatan Christie yang turun di partai ketiga juga mesti sadar bahwa Indonesia benar-benar bergantung pada dirinya. Jonatan benar-benar tampil jauh di bawah level terbaik yang bisa ia tunjukkan di laga-laga sebelumnya.
Dalam duel lawan Wang Tzu Wei, Jonatan akan dihadapkan pada laga dengan status wajib menang.
Sedangkan Vito akan berdiri sebagai wakil di laga terakhir melawan Taiwan. Vito punya jam terbang yang cukup baik sebagai wakil di partai kelima dan itu sudah sedikit ditunjukkan dalam laga lawan Thailand.
Pemain Indonesia yang turun harus masuk lapangan dengan kesadaran bahwa laga ini bisa jadi laga terakhir Indonesia di Thomas Cup.
Bila kalah dari Taiwan, ada ancaman nyata bahwa mungkin tak akan ada lagi lanjutan perjalanan Thomas Cup di hari-hari ke depan.
Membawa pola pikir demikian, ada harapan para pemain bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik di lapangan.