Indonesia vs Denmark: Pembuktian Tunggal Tak Lagi Tertinggal
Duel Indonesia vs Denmark hadir di semifinal Thomas Cup, Sabtu (16/10). Pasukan tunggal Indonesia harus membuktikan mereka tak lagi tertinggal.
Di atas kertas, Indonesia punya keunggulan di nomor ganda, sedangkan Denmark lebih baik di nomor tunggal. Lantaran Thomas Cup mempertandingkan nomor tunggal lebih banyak, otomatis gambaran strategi kasar Indonesia adalah mengamankan dua nomor ganda dan mencuri satu nomor tunggal.
Lima tahun lalu, cerita Indonesia vs Denmark terbilang serupa. Indonesia dianggap unggul di nomor ganda sedangkan Denmark lebih berpengalaman di nomor tunggal.
Hasilnya, Indonesia dan Denmark sama-sama mengamankan nomor andalan. Dengan demikian, Denmark keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2 di akhir pertandingan.
Dalam kekalahan tersebut, Anthony Ginting dan Jonatan Christie adalah sosok yang masih bertahan di skuad Indonesia di Thomas Cup kali ini. Jonatan saat itu tidak tampil di final namun sering mendapat kepercayaan turun bermain selama Thomas Cup 2016 berjalan.
Meski Indonesia kalah di final, Ginting dan Jonatan dianggap sebagai salah satu sinyal masa depan bagus Indonesia di badminton. Ginting saat itu masih berusia 20 tahun, dan Jonatan berumur 19 tahun.
Lima tahun berselang, Ginting dan Jonatan sudah bertambah matang seiring banyaknya pengalaman. Di kubu Denmark, Viktor Axelsen juga menjelma makin hebat dibanding lima tahun lalu.
Axelsen kini sudah berstatus sebagai juara dunia dan juara Olimpiade. Satu pemain lain yang masih ada ialah Hans-Kristian Vittinghus yang kembali dipercaya turun di partai kelima.
Berdasarkan peta kekuatan, Ginting dan Jonatan yang hadir di hadapan Denmark kali ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi mereka lima tahun lalu. Harapan Indonesia untuk mencuri poin dari nomor tunggal pun disematkan pada mereka.
Axelsen memang seolah tak tersentuh sejak juara Olimpiade. Namun performa Ginting yang meningkat dalam dua laga terakhir otomatis memberikan harapan.
Dari rekor pertemuan, Ginting vs Axelsen sama kuat, 4-4. Ginting memang kalah dalam dua pertemuan terakhir di 2021, namun hal itu berarti juga Ginting pernah jadi sosok yang sulit dikalahkan oleh Axelsen.
Bila Ginting bisa mendapatkan ritme permainan sejak awal, ada harapan melihat Axelsen mendapatkan kesulitan yang sudah lama tak pernah ia rasakan.
Sedangkan Jonatan, duel lawan Anders Antonsen juga tak patut dianggap sebagai duel yang jomplang. Jonatan menang dalam rekor pertemuan lawan Antonsen dan pemikiran serta keyakinan itu yang sepatutnya dipegang oleh Jonatan.
Antonsen memang menunjukkan peningkatan performa yang signifikan, tetapi jam terbang miliknya di kejuaraan beregu masih di bawah Jonatan. Celah itu yang bisa dieksplorasi oleh Jonatan di laga nanti.
Sedangkan di tunggal ketiga alias partai kelima, Denmark memilih menempatkan Vittinghus dibandingkan Rasmus Gemke yang memiliki peringkat lebih baik.
Hal ini menunjukkan bahwa Vittinghus masih diyakini punya pengalaman lebih baik dan mental yang bagus untuk tampil di laga penentu.
Andai laga sampai ke partai kelima, Indonesia menurunkan Shesar Hiren Rhustavito. Vito sudah membuktikan bahwa ia adalah sosok yang cukup layak dipercaya turun di partai penentuan.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>