Menpora Zainudin Amali akan melakukan sejumlah akselerasi dan investigasi menyikapi sanksi Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang telah melarang bendera merah putih berkibar di Thomas Cup 2020 (2021).
Hal tersebut disampaikan Menpora saat jumpa pers virtual pada Senin (18/10) siang. Keputusan WADA yang dijatuhkan kepada Indonesia berlaku sejak 7 Oktober lalu karena ketidakpatuhan atas program sampel doping pada 2020 dan 2021.
Menpora telah melakukan rapat dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) atau IOC, juga dengan perwakilan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) pada Senin pagi. Dari pertemuan tersebut disampaikan langkah-langkah yang akan ditempuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini. Terutama kepada LADI, sanksi yang diberikan kepada LADI juga berimbas kepada kita. Juga untuk menyelesaikan hal kepatuhan, selama ini WADA menganggap LADI tidak patuh," kata Amali.
"Untuk menyelesaikan masalah itu kami tidak main-main. Saya membentuk tim tugas dengan dua tugas. Tim ini akan melakukan akselerasi, upaya-upaya kita agar sanksi kepada LADI segera diakhiri," ucapnya menambahkan.
Zainudin menambahkan selama LADI masih disanksi WADA, Indonesia akan terdampak. Untuk itu program doping LADI akan diselesaikan secara komprehensif secara bersama.
"Tentu kejadian-kejadian seperti ini tidak ingin terjadi lagi. Kami membentuk tim dengan dua tugas. Pertama mempercepat komunikasi dengan WADA, dan kedua menginvestasi apa yang terjadi sebenarnya," ujar Amali.
"Tim ini akan melakukan langkah-langkah, misalnya komunikasi dengan WADA, IOC, lalu perwakilan WADA Asia Pasifik di Jepang (JADA). Kalau tim ini butuh kehadiran saya, maka akan saya dampingi. Tim ini akan melapor kepada saya," kata Amali.
Satgas ini diketuai oleh Presiden KOI Raja Sapta Oktohari. Posisi Raja sebagai representasi seluruh cabor olahraga Indonesia di pentas internasional diharapkan bisa mempercepat pencabutan sanksi yang dijatuhkan ke Indonesia.
"Tim ini akan dipimpin oleh ketua NOC, beranggotakan ketua dan Sekjen NOC, juga dari LADI dua orang, kita minta ada perwakilan cabor, khususnya cabor yang berurusan dengan luar negeri," kata Amali saat memperkenalkan Okto.
"Kita akan lihat cabor mana yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan internasional, dan satu orang perwakilan pemerintah dari Kemenpora yang akan fasilitasi tim ini. Kita harapkan dalam waktu singkat sudah ada progress-nya," ujarnya menambahkan.
Raja mengatakan timnya akan langsung bekerja secara intensif untuk menyelesaikan persoalan sanksi WADA ini. Okto menyatakan akan terbang ke Eropa untuk mencari tahu dan melakukan diplomasi tentang jalan keluar persoalan.
"Langkah pertama kami akan segera berkoordinasi di internal Kemenpora dan LADI untuk melihat apa yang bisa dilakukan dari hasil meeting tadi pagi. Kami butuh satu bulan merapikan data-data yang kita serap dari LADI," kata Raja.
"Kami akan memaksimalkan lobi-lobi untuk bisa memaksimalkan upaya pencabutan sanksi. Investigasi kami akan melibatkan pihak-pihak yang lebih kompeten, bagian hukum hingga bisa menggambarkan evaluasi yang jauh lebih baik ke depan," katanya.
(abd/jal)