Posisi badan anti doping di sebuah negara itu seperti apa?
Ada macam-macam. Sumber anggarannya itu kan macam-macam. Biasanya kan dari kas negara, ada juga yang betul-betul independen.
Begini aturannya, kalau di suatu negara itu tidak ada NADO, maka yang bertindak sebagai NADO itu NOC negara tersebut. Kalau ada NADO bisa dibiayai negara dan yang paling baik mereka berdiri sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NADO itu apapun situasinya independen. Tidak boleh diintervensi, karena hasil [tes] doping itu tidak boleh diketahui publik, tidak boleh diintervensi.
WADA menyarankan, makanya NADO ini di bawah pemerintah sangat bagus, yang isinya member-member olahraga yang bisa dipertanggung jawabkan, sehingga pekerjaan NADO bisa dipertanggung jawabkan.
LADI nantinya bertanggung jawab ke siapa?
Kepada dunia, dong. Jadi hasil sampelnya itu kan yang tahu hanya NADO atau LADI. Hasil sampel doping itu kan saat di sini [Indonesia] kan ada namanya, nah sampai di WADA itu tinggal barcode saja.
Kalau NADO atau LADI tidak kredibel bagaimana bisa dipercaya. Akhirnya WADA nanti saat Indonesia tampil atletnya diragukan, ini pakai doping atau tidak. Kalau independen ya ada kepercayaan.
Pending matters ini sudah terjadi sejak lama. Apakah selama ini tidak ada supervisi?
Kalau nanya supervisi saya tidak tahu. Yang tahu NADO [LADI], saya cuma satgas yang ditugaskan beberapa minggu yang lalu.
Saya mau memastikan bahwa Indonesia bisa segera mengibarkan bendera merah putih dan semua agenda olahraga kita tidak tertunda. Ini yang penting saat ini saya lakukan.
Soal evaluasi nanti kita lihat hasil investigasi. Saya tidak punya kapasitas untuk melakukan investigasi. Ada orang spesial, ada institusi spesial yang akan melakukan ini.
Dari kita, semua informasi kita perdalam, kita kumpulkan, kita jadikan fakta, lantas fakta itu kita berikan ke Menpora. Nah, nanti terserah Menpora mau diapakan rekomendasi temuan kami.
Apa isi komunikasi Anda dengan WADA?
Komunikasi saya, ya menjelaskan. Pertama waktu melihat saya itu, WADA seperti melihat, 'wah ini Indonesia'. Begitu kira-kira. Dia mungkin sebal melihat kita karena dihubungi nggak balas-balas.
Saya akhirnya memperkenalkan diri, saya kasih kartu nama, dan saya jelaskan selama ini mereka kirim email ke kita tidak pernah sampai.
Kan di IOC banyak teman-teman dan mereka meng-endorse, selama ini Indonesia tidak ada masalah. Mereka pun menyadari pasti ada sesuatu yang terjadi Indonesia. Makanya kita duduk sama-sama.
Saya jelaskan sama mereka, tidak usah banyak komunikasi dengan banyak orang karena saya saat ini punya otoritas untuk menyelesaikan ini. Saya kan jadi satgas yang dipercaya Menpora untuk masalah LADI ini.
![]() |
Apa yang perlu dilakukan agar perihal yang terkesan sepele seperti ini tidak berdampak besar bagi olahraga Indonesia ke depan?
Ini bukan masalah sepele. Ini masalah yang sangat serius. Tadinya ini kita pikir masalah sepele. Tadinya pak Menpora sendiri berpikir masalah sepele, karena ini cuma kekurangan tes doping.
Itu yang kita ketahui. Saat awal-awal kita diskusi cuma kurang tes doping kira-kira cuma 70, ya sudah diselesaikan saja. Tetapi setelah diperdalam ada informasi yang tidak sampai. Sampai terakhir itu kita tidak tahu ada 24 pending matters. Kita tidak tahu ada pembayaran yang belum terbayar.
Kalau menurut saya organisasi NADO atau LADI ini harus independen dan dilakukan secara profesional. Balik lagi, sama email organisasi pakai email pribadi. Ini tidak masuk akal.
Lembaga ini dibutuhkan, lembaga ini kan menghasilkan uang juga. Ada sisi bisnisnya. Itu dari sisi yang lain. Sekarang kita rapikan agar LADI ini jadi lembaga yang benar-benar independen.