Asa merengkuh gelar juara Piala AFF membubung tinggi lagi pada edisi 2010. Selain karena menjadi tuan rumah bersama Vietnam, saat itu tim yang diasuh Alfred Riedl itu komplet di segala lini. Bahkan Indonesia punya penyerang naturalisasi, Cristian Gonzales.
Di Piala AFF 2010 itu Bambang Pamungkas dan kawan-kawan 'menyihir' selama fase grup. Tidak pernah kalah dalam tiga laga, mengoleksi 13 gol dan hanya dua kali kebobolan. Pada babak semifinal pun gawang Timnas Indonesia tak kebobolan.
Sayang kedigdayaan itu runtuh di final. Malaysia membantai Indonesia dengan skor 3-0 di Stadion Bukit Jalil. Kemenangan 2-1 Timnas Indonesia di final tak mengubah keadaan, Malaysia juara karena menang agregat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti jadi titik kulminasi, seusai final itu prestasi Timnas Indonesia terus melorot. Pada 2012, Timnas Indonesia yang tak diperkuat pemain-pemain terbaik lantaran dualisme kompetisi dan dualisme federasi hanya sampai fase grup. Begitu pula dua tahun kemudian ketika merasakan kekalahan telak 0-4 dari Filipina.
Setelah sanksi pembekuan FIFA yang jatuh pada 2015 dicabut pada 13 Mei 2016, sepak bola Indonesia langsung bergeliat. Sebuah turnamen rasa kompetisi bernama Indonesia Soccer Championship digelar. Meski hanya turnamen, rupanya 'sakit' di tubuh federasi belum sembuh.
Menjelang Piala AFF 2016, Riedl dikekang federasi. Pria Austria ini hanya diperkenankan memanggil maksimal dua pemain per klub. Riedl marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Dengan segala keterbatasan, Indonesia ke final dan akhirnya ditumpas Thailand.
![]() |
Berikutnya, Piala AFF 2018, kondisi Timnas Indonesia labil. Pelatih kelas dunia, Luis Milla mundur karena PSSI disebut banyak ingkar janji. Sebagai gantinya Bima Sakti dipercaya jadi caretaker dan Timnas Indonesia tak lolos babak grup.
Kini, situasi tak lebih baik. Pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020 memukul berbagai aspek kehidupan, termasuk sepak bola Indonesia. Kebijakan dari federasi pelatih hanya boleh memanggil maksimal dua pemain per klub, pun diterapkan lagi.
Pada saat yang sama Vietnam sedang bangkit. Sang juara bertahan Piala AFF memimpin ASEAN di ranking FIFA. Vietnam berada di urutan ke-99 dunia, sedangkan Indonesia di peringkat ke-166. Harapan meraih gelar Piala AFF masih ada, namun muncul pula kekhawatiran penantian akan gelar belum akan berbalas.
(abd/nva)