Jakarta, CNN Indonesia --
Egy Maulana Vikri jadi sosok yang disorot jelang laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020 (2021) antara Timnas Indonesia vs Singapura pada Sabtu (25/5).
Pemain FK Senica itu jadi sosok yang dinanti oleh pencinta sepak bola di tanah air. Egy yang tampil bagus di Senica diharapkan bisa memberikan tuah untuk tim Merah Putih di fase yang menentukan.
Egy baru bergabung dengan Senica di awal musim ini. Meski demikian, pemain kelahiran Medan itu bisa memberikan kesan positif untuk pelatih Pavel Sustr.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Transfermarkt, Egy sudah bermain dalam 15 pertandingan di semua ajang. Rapornya juga tergolong baik dengan mengemas 2 gol dan memberikan 4 assist.
Statistik itu menawarkan keyakinan Egy bisa memberikan warna yang lain buat Timnas Indonesia. Egy dengan kemampuan yang ia miliki berpotensi menambah dimensi dalam permainan tim racikan Shin Tae Yong pada leg kedua.
 Egy Maulana Vikri tampil bagus bersama FK Senica. (Dok. FK Senica) |
Timnas Indonesia wajib menang di waktu normal atau perpanjangan waktu saat bersua Singapura di leg kedua nanti. Terlalu berisiko buat Timnas Indonesia jika pertandingan sampai ditentukan lewat adu penalti.
Satu pertanyaan yang kini muncul di luar kesiapan fisik Egy yakni di mana Shin Tae Yong akan menempatkan pemain berusia 22 itu?
Jawaban terkait posisi bermain Egy cukup sulit ditebak karena ini akan bergantung pada kebutuhan taktik Shin Tae Yong. Sejak fase grup, pelatih asal Korea Selatan itu kerap gonta-ganti formasi yang bikin bingung lawan.
Jika berkaca beberapa laga uji coba, Kualifikasi Piala Dunia 2022, dan playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, Egy paling sering dimainkan Shin Tae Yong di posisi penyerang sayap kanan saat bermain sebagai starter.
Egy tiga kali dimainkan di posisi tersebut saat melawan Thailand, Taiwan, dan laga uji coba kontra Afghanistan. Di luar itu, Egy pernah satu kali bermain sebagai penyerang sayap kiri saat meladeni Oman di laga uji coba sebelum babak Kualifikasi Piala Dunia 2022, 29 Mei 2021 lalu.
Namun ada perbedaan mencolok dari Timnas Indonesia saat itu dengan yang tampil di Piala AFF 2020. Ketika itu, pelatih Shin Tae Yong rutin bermain dengan menggunakan empat pemain belakang.
Formasi 4-1-4-1 atau 4-3-3 jadi pilihan Shin Tae Yong dan baru di Piala AFF ini kerap berganti formasi menjadi 3-5-2 atau 5-3-2.
Pergantian formasi itu otomatis ikut mengubah komposisi pemain yang mengisi lini tengah. Dengan formasi tiga bek, dua pemain sayap yang berfungsi sebagai wing back sudah pasti diisi pemain yang bertenaga seperti Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Dengan begitu pilihannya adalah bermain lebih ke tengah untuk pemain-pemain bertipikal kreatif. Hal itu terjadi pada Witan Sulaeman yang belakangan mengisi peran sebagai gelandang serang dalam formasi 3-5-2.
Formasi Timnas Indonesia yang kerap berubah juga berarti banyak opsi posisi untuk Egy. Pemain jebolan SKO Ragunan itu bisa bermain sebagai penyerang sayap, second striker, atau malah seorang false nine.
Posisi mana yang akan ditempati Egy akan bergantung pada pilihan taktik Shin Tae Yong untuk laga leg kedua melawan Singapura. Namun jika melihat performa tiap lini dan individu bukan tidak mungkin Egy bisa diplot sebagai false nine.
Melihat situasi saat ini sulit buat Egy bisa menggeser posisi Irfan Jaya. Pemain PSS Sleman itu sedang dalam performa bagus.
Irfan, sama halnya seperti Witan, sedang menjalani turnamen terbaiknya di Piala AFF 2020 ini. Mantan pemain PSM Makassar itu adalah ancaman buat setiap lawan Timnas Indonesia.
Kecepatan dan pergerakan dengan atau tanpa bola Irfan kerap menyulitkan lawan. Nilai plus Irfan yang paling mencolok adalah produktivitas gol sebagai seorang pemain sayap.
 Irfan Jaya berstatus top skor sementara Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. (ANTARA FOTO/HUMAS PSSI) |
Irfan sudah mencetak 3 gol di Piala AFF 2020. Torehan gol itu menempatkannya sebagai top skor sementara di Timnas Indonesia.
Sedangkan di lini depan belum ada pemain yang benar-benar menjanjikan. Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, hingga Ezra Walian sudah diberikan kesempatan tetapi belum terlihat maksimal.
Ezra jadi pemain yang paling banyak diberikan kesempatan tampil. Namun, di laga terakhir pemain Persib Bandung itu tampil tak bertenaga sehingga digantikan oleh Hanis Saghara meski baru masuk di babak kedua menggantikan Dedik Setiawan.
Performa Dedik dan Kushedya juga masih jauh dari harapan. Dua pemain Arema FC itu belum mampu unjuk ketajaman sebagai bomber yang bisa diandalkan di setiap pertandingan.
Menempatkan Egy sebagai penyerang di lini depan jadi pilihan yang masuk akal. Minimal Timnas Indonesia jadi punya lebih banyak variasi untuk memainkan umpan kombinasi dan rotasi posisi antarpemain bisa lebih cair dengan peran Egy sebagai false nine.
Hanya saja pilihan taktik ini bukan tanpa risiko. Timnas Indonesia jadi tidak punya pemain yang bisa diam di kotak penalti lawan saat melakukan tekanan.
Satu yang tidak kalah penting tentu Egy bisa dalam kondisi bugar dengan waktu persiapan yang mepet. Dengan begitu kehadiran Egy bisa memberikan nilai tambah dalam permainan Timnas Indonesia demi melapangkan jalan ke final Piala AFF 2020.
[Gambas:Video CNN]