Pelaksanaan Piala AFF 2021 (2020) di masa pandemo Covid-19 memiliki sejumlah kontroversi di mata pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong.
Sejak Piala AFF digelar pada 5 Desember, Shin Tae Yong beberapa kali melontarkan kritik terhadap kondisi turnamen ini yang dianggap aneh.
Di tengah pagelaran Piala AFF yang mengundang perdebatan, Shin Tae Yong sukses mengantarkan Timnas Indonesia ke posisi runner-up usai kalah agregat 2-6 dari Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian itu maksimal bagi Skuad Garuda yang memiliki mayoritas pemain muda. Ditambah lagi Indonesia ikut terdampak dengan masalah Covid-19 serta bubble yang membuat sejumlah pemain absen pada laga penting.
Bek Elkan Baggott adalah salah satu pemain yang harus absen ketika Indonesia melawan Vietnam pada laga ketiga Grup B.
Baggott tidak bermain lawan Thailand karena dilarang otoritas Singapura setelah satu pesawat dengan pasien positif varian Omicron.
![]() Elkan William Tio Baggott of Indonesia, second right, and Irfan Fandi of Singapore, center, compete for the ball during the AFF Suzuki Cup 2020 semi-final first leg match between Singapore and Indonesia in Singapore, Wednesday, Dec. 22, 2021. (AP Photo/Suhaimi Abdullah) |
Setelah itu, Baggott dan tiga pemain lain: Victor Igbonefo, Rizky Ridho, dan Rizky Dwi Febrianto tidak bisa main di final leg kedua karena melanggar bubble.
Di luar persoalan peraturan dari Pemerintah Singapura, Indonesia terdampak pada masalah-masalah di Piala AFF itu sendiri yang disorot Shin Tae Yong.
1. Nasi Kotak
Jelang leg pertama final Piala AFF, Shin Tae Yong buka suara soal pemberian nasi kotak oleh panitia pelaksana.
Mantan pelatih timnas Korea Selatan itu khawatir nasi kotak mengurangi nutrisi dan gizi Tim Merah Putih di Piala AFF.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>