Kim Pan Gon akan membawa lima filosofi sepak bola untuk timnas Malaysia setelah resmi ditunjuk menggantikan Tan Cheng Hoe, Jumat (21/1).
Filosofi itu guna meningkatkan prestasi Harimau Malaya yang secara tidak langsung untuk bersaing dengan Timnas Indonesia. Piala AFF dan SEA Games merupakan ajang yang bisa mempertemukan Indonesia dengan Malaysia, selain itu ada Kualifikasi Piala Dunia.
Pan Gon yang kini 52 tahun sebelumnya mengemban jabatan Kepala Komite Peningkatan Tim Nasional Korea Selatan sejak 2018. Ia juga sempat menjadi pelatih timnas Hong Kong pada 2012-2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pan Gon mengatakan, mundur dari jabatannya di federasi sepak bola Korea Selatan (KFA) setelah menuntaskan semua tugas. Ia yakin Taegeuk Warriors lolos ke Piala Dunia 2022 dan telah menunjuk pelatih U-20 dan U-23.
Dalam surat pengunduran diri yang dikirim ke KFA, Kim Pan Gon membeberkan filosofi yang akan dibawa ke Malaysia. Berikut ini adalah lima filosofi sepak bola yang akan dikembangkannya bersama Harimau Malaya tersebut.
![]() |
1. Menang dan Dominan
Kim Pan Gon menyebut filosofi utama yang akan dibawa ke Malaysia adalah sepak bola menang dengan mendominasi permainan melalui permainan aktif. Bagi dia, menang yang sempurna adalah mendominasi.
2. Transparan dan Objektif
Selanjutnya Kim Pan Gon ingin proses penunjukan manajer atau pelatih yang sesuai dengan filosofi permainan tim nasional atas dasar prinsip keadilan, transparansi, dan objektivitas.
3. Pemain Elite Sejak U-13
Teori yang tak kalah penting adalah penyiapan dan pembangunan struktur manajemen, serta pembinaan pemain elite sejak usia 13 hingga 23. Kim Pan Gon ingin sepak bola usia muda jadi perhatian besar.
4. Sistem Kompetisi Integral
Selanjutnya pembentukan sistem persiapan kompetisi berupa pengelolaan kompetisi yang sesuai dengan gaya bermain tim nasional. Kim Pan Gon ingin sistem kompetisi integral dengan tim nasional kelompok usia.
5. Pembinaan Tenaga Teknis
Untuk mendukung semua filosofi yang akan dibawa ke Malaysia Kim Pan Gon meminta peningkatan sisi administrasi teknis. Para tenaga teknis ini harus dilatih hingga menjadi tenaga ahli.