Indonesia vs Timor Leste, Pertaruhan Pamor Striker Lokal
Kualitas dan reputasi penyerang lokal akan dipertaruhkan pada pertandingan uji coba FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Timor Leste di Stadion I Wayan Dipta pada Kamis (27/1).
Dalam pertandingan itu pelatih Shin Tae Yong memanggil 27 pemain, dengan tiga di antaranya merupakan striker murni.
Ketiga penyerang murni yang dimiliki Skuad Garuda saat ini adalah: Dedik Setiawan, Muhammad Rafli Mursalim, dan Hanis Saghara.
Melawan Timor Leste, Shin Tae Yong akan mengandalkan para penyerang murni yang seluruhnya merupakan pemain lokal, tidak seperti di Piala AFF 2020 yang masih memilih Ezra Walian sebagai pemain keturunan.
Penyerang lokal ini jadi salah satu yang disorot Shin Tae Yong dari Piala AFF di Singapura itu. Pasalnya, gol-gol Tim Merah Putih ke gawang lawan minim dari penyerang murni.
Shin Tae Yong mengakui Timnas Indonesia krisis penyerang bagus karena di level klub, di Liga Indonesia, klub-klub banyak mengandalkan striker asing.
Alhasil, di Piala AFF lalu hanya Ezra Walian penyerang murni yang bisa mencetak gol (2 gol). Hanis Saghara, Dedik, hingga Kushedya Hari Yudo hanya mendapat kesempatan bermain tanpa mencetak gol.
Uji coba melawan Timor Leste bisa jadi momen terbaik para striker lokal Indonesia membuktikan kualitas mereka.
Bukan saja soal ketajaman, tetapi menegaskan Timnas Indonesia memiliki penyerang mumpuni. Meskipun, kualitas itu perlu terus dipertahankan dalam pertandingan-pertandingan Skuad Garuda ke depannya.
Selama pagelaran Piala AFF 2020, Shin Tae Yong selalu memainkan satu striker murni, meskipun ketika pertandingan bisa menurunkan dua penyerang sekaligus.
Dalam uji coba nanti, skema memainkan penyerang murni itu akan tetap ada. Karena itu, pertaruhan striker lokal di Indonesia vs Timor Leste nanti juga akan jadi pertarungan bagi Dedik Setiawan, Hanis Saghara, dan M Rafli.
Di mata Shin Tae Yong, Dedik Setiawan memiliki nilai lebih karena tampil dalam empat pertandingan di Piala AFF, satu di antaranya bermain penuh.
Akan tetapi berbicara penampilan di Liga 1 bersama Arema FC, M Rafli Mursalim lebih bagus ketimbang Dedik.
Sejauh ini Rafli sudah mengemas empat gol di Liga 1 bersama Singo Edan, sedangkan Dedik Setiawan baru mencetak satu gol. Tidak berbeda dengan Dedik, Hanis Saghara juga baru melesakkan satu gol untuk Persikabo.
Siapa pun penyerang lokal yang dimainkan, tugasnya hanya tampil apik dan tajam di gawang Timor Leste. Peran itu mendasar bagi seorang striker, apalagi dengan lawan seperti Timor Leste.
Sejak kedua tim pertama kali berduel pada 2010, Timor Leste selalu jadi makanan empuk bagi Skuad Garuda. Hanya pada 2012 Indonesia menang tipis 1-0.
Pada laga pertama kedua tim, 2010, Timnas Indonesia menang telak 6-0 lewat gol Muhammad Ridwan, Oktovianus Maniani, Cristian Gonzales, Bambang Pamungkas, dan Yongki Aribowo.
Lihat Juga : |
Dua tahun berselang Indonesia hanya menang 1-0, lalu menang 4-0 jelang Piala AFF 2014, dan terakhir menang 3-1 pada fase grup Piala AFF 2018.
Berdasarkan latar belakang pertemuan, Timor Leste merupakan lawan mudah bagi Timnas Indonesia. Apalagi saat ini mereka membawa tim U-23. Karena itu para penyerang lokal Indonesia dituntut membuktikan kualitas mereka.
Jika striker-striker murni Indonesia seperti Dedik, Rafli, dan Hanis tidak juga bisa menunjukkan kemampuan sebagai mesin gol, maka reputasi penyerang lokal Indonesia memang tengah dalam krisis, seperti yang diakui Shin Tae Yong.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>