Liong Chiu Shia di Balik Susy Susanti dan Kilau Emas Olimpiade Pertama

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Selasa, 01 Feb 2022 11:18 WIB
Indonesia meraih medali emas Olimpiade pertama lewat Susy Susanti. Liong Chiu Shia punya peran besar di baliknya.
Liong Chiu Shia (ketiga dari kiri) bersama pemain-pemain tunggal putri. (Arsip Yuni Kartika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Olimpiade Barcelona 1992 mengubah wajah Indonesia di panggung olahraga internasional. Indonesia untuk pertama kalinya meraih emas lewat Susy Susanti. Di balik kemegahan dan keharuan tersebut, Liong Chiu Shia berdiri di sana.

Liong Chiu Shia, pelatih tunggal putri masih ingat benar beban berat yang disandang Susy Susanti menuju Olimpiade. Sejak prestasi Susy melejit, banyak yang sudah berharap Susy memenangkan emas Olimpiade untuk Indonesia.

Setelah sekian lama, badminton akhirnya menjadi cabang olahraga yang resmi dipertandingkan di Olimpiade dan pertama kali dipanggungkan di Barcelona 1992. Indonesia pun berharap bisa meraih emas pertama setelah empat tahun sebelumnya bisa merebut medali pertama Olimpiade lewat tim Panahan Putri yang dijuluki Tiga Srikandi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Susy mesti jadi juara Olimpiade. Susy mesti dapat emas. Memang hal itu sudah ditekankan setelah Susy juara All England 1991."

"Saya sendiri tidak merasa beban karena sejak awal saya melatih, saya selalu bertujuan ingin menghasilkan sesuatu yang bagus. Pemain yang saya latih harus bertekad jadi juara dunia, harus jadi nomor satu, harus jadi yang paling hebat," kata Liong Chiu Shia pada CNNIndonesia.com.

Olimpiade Barcelona 1992 berjalan, Indonesia mengandalkan Susy Susanti dan Sarwendah Kusumawardhani di nomor tunggal putri. Dua pemain ini sukses menciptakan All Indonesian Final di All England 1991.

Namun Sarwendah kalah dari Bang So Hyun di perempat final sehingga Indonesia hanya menyisakan Susy sebagai satu-satunya wakil Indonesia.

"Sayang Sarwendah kalah karena ada nasib dan keberuntungan di partai itu. Seharusnya Sarwendah punya peluang menang namun nasibnya berkata lain," ucap Chiu Shia.

Susy sendiri akhinya bisa menapak ke babak final tanpa pernah kehilangan satu set pun. Di babak final, Susy bertemu Bang So Hyun.

"Susy itu setiap tampil di turnamen luar negeri selalu inhin satu kamar sama saya. Jelang pertandingan final semua biasa saja karena saya juga tidak memberi tekanan berlebihan kepada Susy," ucap Chiu Shia.

Chiu Shia tidak mau memberikan tekanan soal menang atau soal keyakinan untuk menang. Bagi Chiu Shia, hal tersebut tidak disukai oleh Susy.

Susi Susanti of Indonesia serves to Misako Mizui of Japan during their first round Uber Cup badminton game here 16 May.  Susanti won the match 11-3, 11-5.           AFP PHOTO/Thomas CHENG / AFP PHOTO / TOMMY CHENGSusy Susanti merupakan peraih medali emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade. (AFP PHOTO / TOMMY CHENG)

"Saya tidak pernah ngomong soal yakin. Saya bilang ke Susy untuk berusaha, dia sudah latihan, sudah capek. Jadi mati-matian saja di final, shuttlecock mengarah kemana dipukul. Saya tidak pernah membebankan dia untuk harus menang," ujar Chiu Shia.

Laga final dimulai, Susy kalah di set pertama dengan skor 5-11. Di saat itu, pelatih hanya boleh memberi instruksi setiap set berakhir. Memberi instruksi di tengah pertandingan bisa berbuah peringatan.



"Saya bilang agar Susy lebih sabar dan coba bertahan. Saya beritahu hal-hal yang mesti diperlukan karena Susy sebenarnya tidak pernah kalah dari Bang So Hyun sebelumnya."

"Saya di luar lapangan sebenarnya juga tegang. Tentu ada ketegangan namun saya berusaha tenang. Bila saya ikut tegang, pemain bakal tambah tegang," ujar Chiu Shia.

Banner Testimoni

Susy akhirnya bisa bangkit di dua set berikutnya. Susy menang 11-5, 11-3 di dua set berikutnya sekaligus memastikan medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia.

"Saya lega bahwa tugas saya sudah selesai. Seharusnya kalau menang itu biasa semestinya bagi seorang pelatih. Karena kita kerja untuk itu. Kita kerja untuk berhasil."

"Kalau tujuannya bukan seperti itu, ya jangan kerja," kata Chiu Shia.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Berkarier di China, Pulang Membangun Pondasi Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER