Media Korea Selatan waswas setelah pelatih Kim Pan Gon akan pindah melatih timnas Malaysia mulai pertengahan Februari nanti.
Sebelum melatih Malaysia, Kim Pan Gon adalah Direktur Teknik Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA). Selama dipegang Pan Gon sejak 2017, timnas Korea Selatan mencatatkan sejumlah pencapaian gemilang.
Dikutip dari Sport Seoul, Korsel sukses juara Asian Games (2018), runner up Piala dunia U-20 (2019), perempat final Olimpiade, dan lolos ke Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada sektor putri, timnas Korsel mencapai final Piala Asia 2022 dengan melawan China pada 6 Februari mendatang. Itu akan jadi final ketiga berturut-turut.
Kim Pan Gon datang ke KFA dengan meninggalkan sistem era lama dalam lembaga tersebut. Mantan pelatih timnas Hong Kong itu diklaim lebih mengandalkan intuisi pribadi, pengalaman, dan koneksi pribadi dalam merekrut seseorang.
Pan Gon disebut ingin terbebas dari sistem lama yang dianggap ketinggalan zaman dengan merekrut seseorang. Untuk tujuan itu Pan Gon menekankan pentingnya hasil kerja guna mengevaluasi para pelatih.
![]() |
Di mata Pan Gon, seorang calon pelatih harus jelas menampilkan filosofi, gaya, dan tujuan sepak bolanya sebagai kriteria untuk manajemen personalia.
Pelatih Korsel saat ini Paulo Bento adalah adalah salah satu rekrutan Pan Gon. Bento didatangkan ke Korea karena hasil diskusi kolektif di dalam badan tim nasional.
Terkadang Pan Gon diklaim menjadi mitra bagi Paulo Bento di lapangan. Semua itu dilakukan Pan Gon dengan transparan, bila perlu, bisa diakses publik.
Dengan sejumlah pencapaiannya itu, Pan Gon diterima baik di Korea karena keputusannya yang sangat berbeda dari era sebelumnya.
Dalam pemberitaan Sports V Daum, sepak bola Korea harus bersiap untuk era baru. Tidak hanya itu, banyak pesepakbola disebut mengkhawatirkan kekosongan posisi yang ditinggalkan Kim Pan Gon.
Salah satu yang bisa membuat publik sepak bola Korea waswas adalah, tidak banyak sosok yang memahami blue print dan proses yang bisa memberikan hasil bagus seperti yang dilakukan Pan Gon.
"Ketika Ketua Kim ada di sana, dia seharusnya membangun sistem itu lebih kuat, tetapi melihat tahun lalu, justru sebaliknya. Yang mengkhawatirkan saya tentang kepergian Ketua Kim adalah [sepak bola Korea] kembali ke masa lalu," ujar salah satu pemain yang tidak disebutkan namanya dikutip dari Sports V Daum.