2. Mohamed Aboutrika
Mantan pemain timnas Mesir, Mohamed Aboutrika mengecam tindakan standar ganda FIFA terkait politik, perang, dan kemanusiaan. FIFA dengan mudah menyangsi Rusia, tetapi tidak dengan Israel.
Padahal, menurut Aboutrika, Israel mengabaikan hak-hak asasi manusia dalam invasi ke Palestina. Jangankan memberi sanksi, hingga kini FIFA tak pernah menegur Israel terkait invasinya tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sanski [FIFA] klub dan tim Rusia dari semua kompetisi harus disertai larangan untuk yang berafiliasi dengan Israel. [Israel] telah membunuh anak-anak dan wanita di Palestina selama bertahun-tahun," ujar Aboutrika dikutip dari Palestine Chronicle.
3. Aykut Demir
Pemain asal Turki, Aykut Demir bertindak berani saat timnya Erzurumspor melawan Ankaragucu. Ketika semua rekannya mengenakan kaus berisi pesan anti perang, Demir tetap mengenakan jersey tim.
Tindakan ini, menurut Demir, tak berarti mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Menurutnya sepak bola tak boleh menjadi alat politik. FIFA keras ke Rusia, tetapi tidak dengan tindakan Israel.
"Setiap hari, ribuan warga sipil tewas di Timur Tengah, dan mereka [FIFA] bungkam. Ketika [perang] datang ke Eropa, mereka bertindak seperti itu," kata Demir dilansir dari Sporf.com.
4. Mahmoud Rashid
Pemain Persib asal Palestina, Mohammed Rashid tak ikut memegang spanduk 'hentikan perang' sebelum pertandingan melawan Persija. Rashid tak ikut memegang spanduk kampanye dari operator kompetisi itu.
Aksinya ini lantas viral di media sosial. Karenanya ia membuat pernyataan resmi di Instagram. Menurut Rashid FIFA menerapkan standar ganda terkait invasi Rusia dan abaikan invasi Israel dan Amerika.
"Mengapa ketika kita melakukan hal serupa [kampanye antiperang], itu menjadi ilegal dan dianggap mencampuraduk sepak bola dengan politik? Mengapa ada standar ganda? Ini sangat tidak adil!" ucap Rashid.