Zaman dulu juga tidak ada kejuaraan-kejuaraan untuk menambah jam terbang saya sebagai pembalap muda. Waktu itu setelah tampil di kejuaraan Asia dan All Japan Championship saya langsung tampil di Grand Prix.
Kalau sekarang itu ada banyak kejuaraan untuk menambah jam terbang seperti Spanish Championship dan Italia Championship.
Tapi saya tetap bangga karena tidak menyangka bisa tampil di kejuaraan dunia, balap di Eropa dengan bawa nama Indonesia pada umur yang masih muda, serta bersaing dengan pembalap-pembalap yang sekarang top di MotoGP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mungkin kalau waktu itu saya punya sponsor yang jangka panjang, mungkin saya punya kesempatan juga untuk sampai di MotoGP mewakili Indonesia.
Soalnya kan susah, kalau sponsor hanya kontrak satu tahun. Saya sudah susah-susah membangun motor terus putus di tengah jalan, ya balik lagi dari nol. Enggak ada kesempatan bagi kami untuk evaluasi jelang balap tahun depan.
Saya juga bisa menjadi pembalap seperti sekarang harus melalui perjalanan panjang. Saya memulai karier di dunia balap pada usia sembilan tahun. Saat itu saya masih kelas 3 SD. Itu atas kemauan saya sendiri karena saya lihat kedua orang tua juga mantan pembalap.
Awalnya orang tua enggak support karena menilai balapan itu olahraga berbahaya. Tapi setelah saya jelaskan dan janji tidak akan kebut-kebutan di jalan dan hanya balapan di sirkuit, baru mereka mengizinkan.
Saya mulai balapan dari kejuaraan-kejuaraan Road Race lokal di Yogyakarta sejak 2000. Waktu itu saya naik motor Yamaha F1-ZR atau Vega 110cc. Selama lima tahun saya balap di Road Race dan pada 2005 saya juara Road Race di Asia.
Setelah itu saya mulai beralih ke balap motorsport dengan tampil di All Japan Championship di kelas 125cc. Kemudian 2006 saya mendapatkan kesempatan tampil di GP Malaysia 125cc sebagai pembalap wild card.
Pada 2007 saya kembali tampil di All Japan Championship, namun naik ke kelas 250cc. Waktu itu umur saya baru 16 dan menjadi pembalap paling muda.
![]() |
Lalu 2008 saya mendapatkan kesempatan tampil di GP 250cc selama satu musim. Saya berhasil mencatatkan 1 poin dari 16 balapan. Terus 2009 saya kembali tampil ke World Supersport (WSSP) 600cc dan saya tampil di sana selama satu musim.
Di 2010 saya tidak dapat sponsor sehingga saya balik ke Asia Road Race Championship di kelas 600cc dan tampil selama tiga musim hingga 2012. Pada 2012 saya juara nasional Road Race 600cc di Sentul. Habis itu juara umum di Qatar Championship.
Lalu pada 2013 saya kembali balapan di Moto2 bersama tim Gresini dan saya tampil satu musim. Di situ saya juga dapat satu poin waktu balap di Phillip Island, Australia.
Setelah Moto2 saya ditinggal sponsor. Tidak ada yang support lagi di kancah internasional seperti di Moto2 atau Spanyol Championship. Sehingga berhenti balap.
Akhirnya, di 2014 saya pindah ke balapan motocross. Selama dua tahun saya balap Motorcross di kejuaraan lokal. Kemudian di 2015 saya juga sempat ikut balap ketahanan motorsport selama 8 jam di Suzuka, Jepang.
Kemudian 2017 saya ikut lagi balap ketahanan motorsport di Suzuka tapi yang durasinya hanya 4 jam. Di kejuaraan ini saya berhasil menjadi runner-up.
Lalu 2018 dan 2019 saya ikut balapan di Trial Game Aspal Supermoto pada kelas 250cc di Indonesia. Di situ saya menjadi juara umum dua kali berturut-turut.
Kemudian 2020-2021 saya vakum dari dunia balap karena pandemi Covid-19. Kegiatan saya hanya main motor trail untuk adventure, endurance, atau motocross saja ke gunung-gunung. Sebab selama pandemi sekolah balap saya juga sedang vakum.
Ke depannya saya ingin sekali dapat terlibat dalam pembinaan pembalap muda Indonesia menuju MotoGP.
Selain itu saya juga mau kalau ada kesempatan untuk menjadi pembalap wild card di MotoGP Mandalika karena kita kan tuan rumah siapa tahu ada slot kosong untuk wild card.
Meskipun kalau sekarang memang sudah tidak mungkin karena balapan MotoGP Mandalika akan dimulai beberapa hari lagi. Mungkin tawaran wild card di MotoGP Mandalika itu datang tiga bulan lalu mungkin saya bisa terima tawaran itu. Apalagi umur saya juga baru 31.
Sebab satu-satunya target yang belum tercapai sepanjang karier saya adalah tampil di MotoGP. Saya ingin sekali merasakan balapan di MotoGP. Bahkan, sampai saat ini belum ada pembalap Indonesia yang tampil di MotoGP.