Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia U-19 dibantai Korea Selatan U-20 dengan skor 0-7 pada Jumat (25/3). Kendati demikian ini menjadi modal kebal menuju Piala Dunia U-20 2023.
Garuda Muda sengaja berlatih di Korea Selatan untuk meningkatkan fisik, mengasah teknik, menguatkan mental, dan mematangkan taktik. Keempat hal ini jadi perhatian serius Shin Tae Yong.
Sudah sejak lama Shin ingin pemain Timnas Indonesia berlatih di Negeri Ginseng tersebut. Menurut Shin, suhu udara di Korea yang relatif dingin cocok untuk menata fisik pemain yang kedodoran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakal menghadapi lawan-lawan yang secara fisik lebih tinggi dan teknik lebih mapan di Piala Dunia U-20 2023 nanti, Shin tak ingin tim asuhannya tampil memalukan nama bangsa Indonesia.
Saat tes Vo2Max di Stadion Madya, Senayan pada awal Maret, mayoritas pemain tak bisa mengikuti metode tes hingga tuntas karena kepayahan. Kondisi fisik mereka benar-benar mengecewakan Shin.
Karenanya begitu meninggalkan kota Seoul, tempat karantina selama tujuh hari, dan tiba di Yeongdeok, fisik pemain langsung dikuras. Bahkan metode cross country yang klasik itu diterapkan.
Dalam sehari, Shin menjejalkan tiga kali menu latihan kepada pemain. Pagi biasanya murni latihan fisik, sore harinya latihan fisik dan teknik di lapangan, sedangkan malam hari lebih ke weight training.
Metode ini agak kontras dengan Luis Milla, pelatih Timnas Indonesia sebelumnya. Bersama pelatih asal Spanyol tersebut metode latihan fisik selalu diupayakan integral dengan bola. Tidak terpisah.
Belum juga optimal latihan di negara penghasil K-Pop itu, uji coba langsung digelar. Lawan pertama Timnas U-19 adalah Yeungnam University (22/3). Hasilnya Timnas U-19 takluk dengan skor 1-5.
Tiga hari berselang, timnas Korea Selatan U-20 yang jadi lawan (25/3). Otot-otot yang kaku dihajar latihan fisik intensitas tinggi, membuat teknik dan taktik Timnas U-19 tak berjalan baik.
Hasil ini relatif sama dengan hasil uji coba Timnas U-19 untuk Piala Dunia U-20 2021 yang batal, saat melakukan pemusatan latihan di Chiang Mai, Thailand pada Januari-Februari 2020.
Ketika itu, dari enam laga uji coba melawan tim kampus dari Korea Selatan, hanya satu yang berbuah kemenangan. Hal sama terjadi dalam pemusatan latihan di Kroasia. Awalnya pahit, tapi kemudian berakhir manis.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Ibarat pepatah 'susah-susah dahulu, bersenang kemudian' Timnas Indonesia U-19 sedang diajak susah. Pemain diminta menikmati masa-masa paling dibenci, tapi paling krusial dalam sebuah persiapan.
Saat pemain terbiasa dengan latihan yang berat, penuh tekanan, dan kesengsaraan, fisik dan mental menjadi kebal. Dampaknya, saat pertandingan badan segar dan otak sepak bola berjalan lancar.
Mode itulah yang diinginkan Shin jika berkaca dari Timnas Indonesia. Sebelum Piala AFF 2020 (2021) contohnya, fisik pemain ditata dengan kuat, sehingga taktik Shin bisa dijalankan.
Saat melawan Vietnam pada babak grup misalnya, Timnas main dengan formasi rapat. Kendati ditekan '7 hari 7 malam' oleh Vietnam, Asnawi Mangkualam dan kolega seolah tak kehabisan 'bensin'.
Saat latihan Timnas U-19 di Stadion Madya pada awal Maret Shin berujar, dibutuhkan upaya ekstra keras dan penuh perjuangan untuk bisa mengimbangi tim-tim yang bakal tampil di Piala Dunia U-20 2021.
"Banyak sekali yang harus diperbaiki. Perlu diingat bahwa lawan-lawan kami hadapi di Piala Dunia U-20 nanti merupakan tim yang kuat," kata Shin seusai latihan pada 2 Maret 2022.
 Timnas Indonesia U-19 kalah 0-7 dari Korea Selatan U-19 di Daegu Auxiliary Stadium, Daegu, Jumat (25/3). (Foto/Arsip PSSI) |
Atas dasar agar tak mengecewakan saat Piala Dunia, Shin menyusun program sangat panjang. Usai dari Korea ia ingin membawa pemain tampil dalam Toulon Tournament di Prancis seusai lebaran.
Usai itu lanjut pemusatan latihan di Kroasia. Jika tak ada kendala main di Piala AFF U-19 2022, lantas Kualifikasi Piala Asia U-20 2023, dilanjutkan dengan Piala Asia U-20 2023 jika lolos.
Masih ada sejumlah pemusatan latihan yang diselipkan, tetapi menyesuaikan dengan agenda Timnas Indonesia yang tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023, SEA Games 2022, dan kalender FIFA Matchday.
[Gambas:Photo CNN]
Dan, bagi Shin metode latihan keras terkait fisik dan disiplin diri dalam gaya hidup sepak bola, jadi harga mati. Pemain-pemain yang keluar dari jalur niscaya akan tereliminasi dari pilihan Shin.
Hasil buruk dalam uji coba bukanlah soal bagi pelatih 52 tahun itu. Inilah jalan pahit yang ditempuh Shin agar membentuk kekebalan di tubuh pemain, sehingga bisa tampil layaknya tim level dunia.
Karenanya bersiaplah menerima kabar Timnas Indonesia U-19 kalah atau dibantai dalam beberapa uji coba ke depan. Jika sesuai program, sebelum meninggalkan Korea Selatan permainan akan makin oke.
[Gambas:Video CNN]