Stefano Cugurra Teco berhasil mengukir back to back gelar Liga 1 usai Bali United menjadi kampiun musim 2021/2022. Berikut petikan wawancara CNNIndonesia.com dengan Stefano Cugurra.
Stefano Cugurra semakin akrab dengan gelar juara bersama Bali United. Pelatih asal Brasil itu membuktikannya dengan kembali mengantarkan Serdadu Tridatu sebagai yang terbaik musim ini.
Kesuksesan itu mengulangi pencapaian Stefano Cugurra bersama Bali United musim 2019. Mantan pelatih Persija Jakarta itu jadi juara dalam musim debutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua gelar bersama Bali United menambah panjang deretan trofi yang diraih pelatih yang mengawali karier sebagai pelatih fisik ini.
Bagaimana Stefano Cugurra melihat sukses bersama Bali United dan kariernya di Indonesia? Berikut petikan wawancara CNNIndonesia.com dengan pelatih berusia 47 itu:
Anda baru saja membuat rekor sebagai pelatih yang tiga kali beruntun juara Liga 1. Bagaimana Anda melihat pencapaian ini?
Prestasi bagus. Saya dari 2003 sampai 2007 juga punya prestasi bagus di Persebaya [Surabaya] sebagai asisten pelatih. Di sana saya dapat 3 piala.
Di Persija 2017/2018 saya dapat 3 piala. Sekarang di Bali 2019 sampai 2022 dapat 2 piala. Total 8 piala saya raih di 3 klub berbeda di Indonesia.
Tiga gelar ini menjadi bukti tangan dingin Anda sebagai pelatih. Dari tiga gelar itu mana yang lebih berkesan?
Semua piala saya sangat berkesan. Baik waktu di Persebaya 2004 maupun waktu waktu di Persija [Jakarta] tahun 2018 karena mereka 17 tahun menunggu buat juara lagi.
Sedangkan pada tahun 2019 di Bali United itu adalah piala pertama buat Bali di Liga 1. Sekarang back to back dengan piala Liga 1 2021/2022 untuk Bali United. Hanya tahun ini kita semua rindu main di stadion dengan kehadiran suporter.
Setelah ini apa yang menjadi target Anda berikutnya? Apakah juga akan tetap di Bali United mengingat kontrak akan habis pada akhir tahun ini?
Saya tetap di Bali karena saya masih under contract. Target saya bisa mengukir prestasi di Piala AFC.
Kompetisi internasional saya sudah pernah sampai semifinal bersama sama Persija. Sudah main juga [di Piala AFC] bersama Bali United tapi cuma 3 pertandingan terus kompetisi berhenti waktu itu. Sayang sekali karena kami punya peluang untuk lolos dari grup.
Jalan Bali United menjadi juara sebenarnya tidak terlalu mulus karena sempat turun ke peringkat kelima klasemen. Apa yang menjadi kunci sukses Bali United bisa kembali dari situasi sulit dan berhasil menjaga tren positif untuk kembali ke puncak klasemen?
Target awal dari manajemen bisa berada di posisi 5 besar. Kami menyelesaikan putaran pertama di posisi kelima. Tetapi kami perbaiki tim di putaran kedua agar bisa bermain lebih bagus untuk mendapatkan poin lebih banyak.
Kedatangan pemain baru seperti Privat Mbarga dan Irfan Jaya memberikan warna baru buat tim di putaran kedua. Seberapa signifikan Anda melihat kontribusi para pemain baru ini untuk keberhasilan tim meraih gelar Liga 1?
Semua pemain baru yang masuk membuat tim lebih kuat di putaran kedua. Kami melihat yang kurang dari putaran pertama untuk memperbaiki tim ini.
Suasana tim juga jauh lebih bagus di putaran kedua. Pemain menikmati waktu latihan dan pertandingan. Setelah menang mereka senang sekali di ruang ganti.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>