Liga 1 2021/2022 rampung pada Kamis (31/1). Kompetisi selama tujuh bulan tiga hari ini meninggalkan banyak noktah merah selama satu musim penyelenggaraan.
Pertama, produktivitas gol musim ini jauh tertinggal dibanding tiga edisi Liga 1 sebelumnya. Musim ini hanya tercipta 735 gol, sedangkan pada 2019 ada 838 gol, musim 2018 ada 872 gol, dan 2017 ada 882 gol.
Meski demikian poin maksimal yang diperoleh tim juara pada musim ini jadi rekor tertinggi. Bali United mengoleksi 75 poin semusim, lebih baik dari musim 2019 (64 poin), 2018 (62 poin), dan 2017 (68 poin).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bisa dibaca sebagai dua kecenderungan. Pertama liga berlangsung dengan nilai kompetitif yang agak menurun. Kedua tim juara tampil lebih stabil dan meyakinkan dibanding musim-musim sebelumnya.
Soal kompetitif, Liga 1 2021/2022 juga menghadirkan fakta simbolis. Baru di musim ini ada tim yang tak terkalahkan dalam 23 pertandingan beruntun. Sebelumnya 12 kali (2017), 10 kali (2018), dan 16 kali (2019).
Jumlah ini hanya kalah dari torhan Persipura pada musim 2009/2010 dan 2013. Pada 2009/2010 tim Mutiara Hitam tak terkalahkan dalam 25 laga beruntun, sedangkan pada 2013 mencapai 26 pertandingan.
Kedua dan begitu krusial adalah kepemimpinan wasit sangat mengecewakan dibanding musim-musim sebelumnya. Meski tak ada angka pasti jumlah kontroversi kepemimpinan wasit, peran pengadil Liga 1 2021/2022 paling sering disorot.
Sampai-sampai PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membuat kebijakan sela di tengah kompetisi menambah jumlah pengadil. Wasit tersebut ditugaskan di belakang gawang untuk meminimalisir kesalahan.
![]() |
Saat seri pertama Liga 1 2021/2022 bergulir pada 27 Agustus 2021 di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, publik masih bisa menerima saat wasit lalai. Pasalnya kompetisi baru bergulir setelah lama vakum.
Namun, keteledoran wasit makin menjadi di seri-seri berikutnya. Ketidakcermatan wasit yang berulang ini kontan memunculkan kecurigaan ada yang bermain dengan pengadil atau indikasi match fixing.
Publik makin kesal karena wasit-wasit yang sering kedapatan teledor mengambil keputusan tetap bertugas hingga akhir musim. Komite Wasit PSSI seolah tutup mata dengan kekecewaan pecinta sepak bola nasional.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>