Misi Barcelona Menyelamatkan Muka
Barcelona bertandang ke markas Eintracht Frankfurt dalam misi menjaga asa menyelamatkan muka sebagai salah satu klub tersukses di dunia. Trofi Liga Europa bisa jadi alasan mereka berbahagia di akhir musim.
Sebagai sebuah klub, Barcelona punya tradisi kuat di Eropa, termasuk saat tampil di Liga Champions. Namun di musim ini, Barcelona sudah terlkulai lemas di fase grup. Tak hanya itu, Barcelona juga sudah gugur di Copa del Rey dan kalah start dalam perburuan gelar La Liga.
Di sisa musim ini, gelar paling realistis untuk Barcelona adalah Liga Europa. Trofi Liga Europa bisa menyelamatkan wajah Barcelona sekaligus pondasi untuk merintis kebangkitan di tahun-tahun mendatang.
Menghadapi tim papan tengah Bundesliga Jerman, melawan Frankfurt dapat menjadi tiket emas untuk Blaugrana jika benar-benar mampu mengendalikan permainan di kedua leg. Melirik catatan perjalanan di Liga Europa, Barcelona adalah salah satu kandidat terkuat di turnamen tier kedua Eropa tersebut.
Barcelona memang sempat kesulitan di menuju babak delapan besar. Mereka selalu gagal menang di leg pertama pada fase play-off dan babak 16 besar. Tapi, Pedri dan kawan-kawan selalu berhasil bangkit di leg kedua. Kubu Katalan sukses menyingkirkan tim kawakan seperti Napoli dan Galatasaray.
Kini di fase yang seharusnya lebih ketat, Barcelona mendapat lawan yang secara materi pemain berada jauh di bawah mereka. Nama striker Frankfurt, Jesper Lindstorm mungkin tidak akan terdengar menyeramkan di mata barisan pertahanan Barcelona. Kevin Trapp yang beberapa kali melapisi Manuel Neuer di timnas Jerman pun semestinya mudah ditaklukan Pierre-Emerick Aubameyang di sebagai juru gedor.
Bicara soal penyerang, Aubameyang kini menjadi momok baru. Setelah menyelesaikan proses transfer pada awal tahun ini, Barcelona langsung menjadikan bomber asal Gabon itu sebagai pilihan utama di lini depan. Di Liga Europa, Aubameyang selalu dimainkan dengan catatan dua gol dari empat laga.
Selain Aubameyang, satu pemain Barcelona yang sedang naik daun adalah Pedri. Eksistensi pemuda berusia 19 tahun itu menjadi oase bagi para Cules menanti pemain lincah dan eksplosif seperti Lionel Messi.
Di Liga Europa Pedri selalu menjadi starter. Turun dalam empat laga, pemain yang pernah gagal lolos seleksi akademi Real Madrid itu membuahkan satu gol.
Kehadiran Aubameyang dan Pedri diharapkan dapat menjadi dorongan rekan-rekan setimnya untuk tampil beringas. Sebab, mereka tidak akan mendapat petuah dari pemain senior, Dani Alves yang tidak tampil di Liga Europa akibat pembatasan kuota pemain.
Motivasi juga bisa didapatkan dari kemenangan besar 4-0 kontra Real Madrid dalam El Clasico sebagai modal kepercayaan diri yang cukup untuk tampil bebas lepas di lapangan.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>