Pebulutangkis Indonesia Mohammad Ahsan memandang bulan Ramadan sebagai ajang pencarian kemenangan bagi umat Islam.
Baginya Ahsan, Ramadan merupakan saat-saat terbaik bagi seorang muslim untuk meningkatkan iman apapun profesi dan aktivitasnya. Atlet kelahiran 7 September 1987 itu mengaku tetap berpuasa di tengah padatnya jadwal latihan dan turnamen.
Ahsan mengatakan niat dari dalam hati adalah awal dari keyakinannya tetap menahan hal-hal duniawi dari subuh hingga magrib tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pokoknya niat saja kalau mau puasa. Yang penting dari diri sendiri dulu harus punya niat, tapi memang berat banget dan enggak mudah. Saya akui memang berat banget karena latihan pagi sampai sore, tapi harus tetap jaga kondisi," kata Ahsan saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Agar tetap tampil prima bersama Hendra Setiawan di lapangan selama Ramadan, Ahsan memiliki cara khusus. Sebagai atlet profesional ia harus pandai-pandai mengelola waktu dan nutrisi karena adanya perubahan pola makan dan istirahat bagi orang yang berpuasa.
"Perhatikan makan sahurnya dan minum vitamin. Latihan juga perlu ada penyesuaian. Di bulan puasa paling cuma beberapa jam, di bawah porsi biasa pokoknya. Tapi program latihan itu normal, di pelatnas juga [program latihan] normal," ujarnya.
Makanan penuh gizi menjadi syarat Ahsan dalam menyantap menu buka puasa dan sahur. Ia pun menyantap makanan yang tersedia, tanpa memilih-milih makanan tertentu selama jelas kehalalannya.
Bagi pebulutangkis 34 tahun itu bulan Ramadan tidak boleh menjadi alasan bagi seorang atlet untuk mengendurkan perjuangan di medan laga.
"Kalau saya, menu makanan khusus sih enggak ada, makan yang banyak aja asal bervitamin. Atlet yang berpuasa sudah seharusnya semangat tetap terjaga. Saya juga berharap kemenangan [terhadap pengendalian diri] bukan hanya di bulan Ramadan saja," kata Ahsan.
Bersambung ke halaman kedua >>>