Jakarta, CNN Indonesia --
Eksistensi Indonesia di cabang olahraga sepak bola SEA Games 2021 (SEA Games 2022) terancam lantaran hasil laga pembuka yang jauh dari harapan. Timnas U-23 pun dituntut menang dalam tiga laga sisa, termasuk ketika melawan Filipina.
Timnas Indonesia U-23 yang diperkuat pemain-pemain terbaik pilihan Shin Tae Yong membuat getir suporter karena hasil mengecewakan pada laga pertama melawan timnas Vietnam U-23.
Tiga gol yang bersarang di gawang Muhammad Adi Satrio adalah salah satu hal yang menohok. Permasalahan lain lagi adalah permainan Timnas Indonesia U-23 yang tak berjalan apik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Performa Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan di Piala AFF 2020 memunculkan standar performa Timnas Indonesia di bawah arahan Shin.
Kendati yang tampil di SEA Games 2022 merupakan skuad U-23, tim Merah Putih tetap diperkuat nama-nama yang juga tampil di Piala AFF 2020, sehingga harapan permainan dengan umpan-umpan pendek tetap terjaga.
Setelah ditaklukkan tuan rumah, Timnas Indonesia U-23 kemudian mengemas kemenangan 4-1 atas Timor Leste.
Skor akhir melawan skuad Lafaek Junior itu memang merupakan hasil yang ditargetkan. Tiga poin dari Timor Leste layak disyukuri, namun penampilan Timnas Indonesia U-23 masih mengganjal.
Sebelum Egy Maulana Vikri mencetak gol, Timnas U-23 terlihat keteteran meladeni lawan. Bahkan gawang Ernando Ari Sutaryadi sudah berada dalam ancaman pada menit kedua usai Marc Klok menjatuhkan Mouzinho De Lima yang berbuah penalti bagi lawan.
Ernando tampil sebagai penyelamat dari keteledoran rekan di lini belakang. Bukan hanya Klok yang disorot karena kesalahan individu, pemain-pemain lain pun kerap melakukan kesalahan mendasar yang lain seperti kegagalan umpan.
Gol Egy menjadi awal dari kemenangan skuad Garuda Muda. Setelah itu Egy berpotensi menjadi bintang, seandainya bisa mengonversi peluang-peluang menjadi gol.
Usai menyambar bola di muka gawang Timor Leste pada menit ke-16, Egy setidaknya memiliki lima peluang yang gagal berbuah gol. Finishing touch jadi masalah lain yang menggelayuti Timnas U-23.
Egy kemudian diganti setelah turun minum. Pada babak kedua, Timnas Indonesia bisa mencetak tiga gol lagi.
Dengan tiga poin dari dua laga, posisi Timnas Indonesia U-23 di klasemen Grup A masih ada di peringkat keempat. Myanmar, Filipina, dan Vietnam masih ada di atas Indonesia.
Timnas Indonesia U-23 punya peluang ke puncak klasemen seandainya bisa menaklukkan Filipina.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Menghadapi Filipina bukan masalah sepele. Skuad The Azkals bukan lagi lumbung gol di ajang sepak bola seperti beberapa dekade lalu. Timnas Indonesia bahkan sudah pernah menelan kekalahan memalukan, tepatnya pada Piala AFF 2014.
Filipina yang bermodal kekuatan pemain-pemain 'asing' menjadi salah satu lawan yang laik diperhitungkan.
Timnas Filipina U-23 menunjukkan kemajuan level permainan di lapangan hijau pada SEA Games kali ini dengan membungkam Timor Leste empat gol tanpa balas dan menahan imbang Vietnam sebelum kemudian kalah dari Myanmar.
Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Indonesia menghadapi dua lawan yang sama, Filipina jelas lebih baik.
Filipina tak dibobol Timor Leste dan Vietnam, sementara Indonesia kecolongan sekali oleh Mouzinho dan bergantian diberondong Nguyen Tien Linh, Do Hung Dung, serta Le Van Do.
Lini belakang Timnas Indonesia harus berbenah dengan empat gol yang bersarang. Selain itu juga Filipina menunjukkan kemampuan bertahan yang baik.
Indonesia harus menemukan celah di balik tembok kukuh yang dibangun Quincy Kamerrad dan kawan-kawan.
Sementara di sisi lain membongkar pertahanan lawan adalah masalah akut di Timnas Indonesia.
Tanpa mengesampingkan empat gol yang dilesakkan ke gawang Timor Leste, kualitas organisasi serangan Indonesia begitu mencemaskan ketika melawan tim sekelas Vietnam.
 Shin Tae Yong akan menemukan tantangan ketika Timnas Indonesia U-23 menghadapi Filipina. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) |
Mungkin Timnas Indonesia U-23 bisa belajar dari Myanmar yang mampu mengalahkan Filipina. Namun dari dua performa sebelumnya, performa anak asuh Shin Tae Yong agak sulit jika disejajarkan dengan penampilan Myanmar ketika menjungkalkan Filipina.
Tanpa pondasi serangan yang apik, tak ada peluang yang bisa dihasilkan. Selain itu ketika bola sudah mencapai sepertiga akhir lapangan tidak ada sosok juru gedor yang bisa diandalkan. Hal itu berbanding terbalik dengan permainan yang dipertontonkan Myanmar.
Egy, Witan Sulaeman, Irfan Jauhari, Ronaldo Kwateh, dan Saddil Ramdani yang ditempatkan bergantian sebagai pemain depan pada dua laga awal masih belum bisa menunjukkan kapasitas sebagai penyelesai serangan.
Sementara pemain lain yang diharapkan bisa menjadi pemecah kebuntuan, seperti Ricky Kambuaya, Marc Klok, atau Syahrian Abimanyu juga seperti tampil di bawah performa terbaik.
Jika Timnas Indonesia U-23 bisa membangun serangan dengan baik dan mampu melesakkan setiap peluang yang ada, maka peluang kemenangan atas Filipina akan tetap terjaga.
Ditilik lebih jauh maka Timnas Indonesia U-23 pun masih punya kans melaju ke semifinal dan meraih emas pertama di ajang sepak bola SEA Games yang kali terakhir diperoleh pada 32 tahun lalu di masa sosok-sosok seperti Widodo C Putro, Rochy Putiray, dan Aji Santoso masih jadi pemain.
Seandainya Indonesia gagal menjadi juara umum SEA Games 2021, keping emas dari lapangan hijau tetap akan jadi cerita yang menegaskan kehormatan Merah Putih dalam peta sepak bola Asia Tenggara.
[Gambas:Video CNN]