Jakarta, CNN Indonesia --
Liverpool akan bersua lawan yang mengalahkan mereka empat tahun lalu yakni Real Madrid di final Liga Champions, Minggu (29/5) dini hari WIB.
Tak pelak, pertemuan kontra Madrid di Stade de France, Paris, Prancis bakal terasa spesial. Ada balutan dendam yang begitu kentara terasa jelang laga nanti.
Empat tahun lalu asa The Reds mengangkat trofi digagalkan Madrid. Los Merengues yang ketika itu masih bertabur bintang benar-benar membuat Liverpool tenggelam di Kiev.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekalahan itu terasa semakin menyakitkan bukan hanya karena Mohamed Salah jadi korban permainan 'kotor' mantan kapten Madrid, Sergio Ramos.
Namun juga dikarenakan Liverpool takluk karena kesalahan elementer yang haram terjadi untuk pertandingan final.
Dua blunder Loris Karius membuat Liverpool menderita dan pulang dengan tangan hampa. Skuad asuhan Jurgen Klopp tak mampu bangkit lagi meski sebenarnya sempat menyamakan kedudukan melalui gol Sadio Mane di laga tersebut.
[Gambas:Video CNN]
Kesalahan semacam itu jelas pantang terulang di Paris. Beruntung buat Klopp skuad Liverpool musim ini sudah jauh lebih matang dibandingkan empat tahun lalu.
Di pos penjaga gawang sudah tidak terdapat nama Karius. Posisi kiper asal Jerman itu telah digantikan Alisson Becker yang terbukti mampu memberi rasa aman dan turut andil dalam sukses Liverpool juara Liga Champions semusim berselang usai dikalahkan Madrid.
Materi pemain Liverpool pun sudah jauh lebih mentereng. Begitu pula dengan kualitas tim yang sudah teruji dengan kemampuan tim kota pelabuhan selalu terlibat dalam persaingan meraih gelar Liga Inggris, termasuk saat memastikan gelar ke-19 pada musim 2019/2020.
Dari segi mental, Liverpool juga tak perlu diragukan. Klopp bukan hanya berhasil membentuk tim yang mengesankan secara taktik tetapi juga terbukti punya mental bagus karena tak pernah minder melawan tim-tim hebat.
Kombinasi ini yang membuat Liverpool terbilang menakutkan buat tim manapun tak terkecuali Madrid. Bahkan dari segi materi pemain saat ini, Liverpool terbilang lebih berkilau ketimbang sang lawan, Madrid.
Maka wajar Liverpool pantas menyandang tim favorit untuk meraih gelar di laga nanti. Meskipun Madrid datang dengan status tim tersukses di Liga Champions.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Liverpool punya dua bek sayap yakni Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson yang sangat mematikan dalam mengkreasi serangan. Di lini tengah Thiago Alcantara sudah menemukan bentuk terbaik setelah kerap absen karena cedera.
Sektor depan pun berlimpah pemain-pemain hebat. Selain Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Luis Diaz yang belakangan jadi andalan Klopp masih bercokol nama-nama seperti Diogo Jota, Roberto Firmino, hingga Divock Origi.
Liverpool jelas unggul dari segi kualitas tim karena Madrid bukan lagi tim yang bertabur bintang seperti beberapa musim lalu. Ramos dan Ronaldo sudah tidak ada lagi dalam tim, begitu pula dengan pencetak dua gol ke gawang Liverpool empat tahun lalu, Gareth Bale yang kemampuannya telah memudar.
Madrid masih mengandalkan trio Casemiro, Luka Modric, dan Toni Kroos yang akan krusial dalam memenangi pertarungan di lini tengah. Sedangkan di lini depan sudah terjadi pergantian generasi dengan Karim Benzema ditemani pemain muda yang semakin bersinar, Vinicius Junior.
Kombinasi pemain senior dan junior ini terbukti sukses membantu Madrid melangkah hingga ke partai puncak dan bahkan mengantarkan Los Merengues menjadi raja di kompetisi domestik, Liga Spanyol. Di bangku cadangan terdapat nama Rodrygo yang jadi pahlawan tim ibu kota Spanyol saat menyingkirkan Manchester City di semifinal.
Benzema yang semakin produktif di usianya sekarang akan menjadi ancaman utama buat Liverpool dalam upaya mereka meraih gelar ketujuh di Liga Champions. Penyerang asal Prancis itu datang ke laga nanti dengan label sebagai penyerang paling produktif di Liga Champions musim ini dengan torehan 15 gol.
[Gambas:Photo CNN]
Ketajaman Benzema plus pengalaman Kroos dan Modric akan diandalkan pelatih Carlo Ancelotti untuk menggagalkan misi balas dendam Liverpool. Ancelotti dengan pengalaman yang ia miliki tentu akan membuat segalanya berlangsung sulit buat The Reds.
Oleh karena itu Liverpool wajib hati-hati jika tidak ingin gagal lagi. Salah dan kawan-kawan harus bisa tetap bermain dengan tenang sesuai dengan pakem permainan yang diinginkan oleh Klopp.
Jika itu bisa dilakukan maka peluang untuk meraih kemenangan akan lebih terbuka. Namun situasinya akan berbeda jika Liverpool larut dalam emosi untuk membalaskan dendam yang bisa menjadi bumerang dan malah menguntungkan Madrid.
Los Blancos dengan pengalaman yang mereka miliki jelas sudah sangat siap melakoni laga final nanti. Dan pada akhirnya siapa tim yang bisa bermain dengan tenang sepanjang pertandingan berpotensi besar mengangkat trofi pada akhir pertandingan.
[Gambas:Video CNN]