Sejarah Formula E: Ide Nakal Eks Pembalap dan Politisi

CNN Indonesia
Minggu, 29 Mei 2022 14:34 WIB
Balapan Formula E akan mencatatkan sejarah tampil di Indonesia. (AP/Andrew Medichini)
Jakarta, CNN Indonesia --

Formula E yang akan berlangsung di Jakarta pada 4 Juni merupakan bagian dari sejarah balap mobil listrik sejak 2014. Berikut sejarah awal mula balapan internasional ini.

Pada suatu malam pada 2011, Jean Todt makan malam bersama dengan dua politisi, Alejandro Agag dan Antonio Tajani, serta aktor asal Italia, Teo Teocoli. Kesempatan itu rupanya dijadikan Todt menyampaikan ide 'nakal'.

Todt adalah eks pembalap dan merupakan Ketua Federation Internationale de l'Automobile (FIA). Ia sangat ingin menggelar balap mobil listrik dengan format tak jauh berbeda dengan Formula One (F1) di seluruh dunia.

Ide 'nakal' Todt ini disambut gembira Agag. Dua rekan lainnya turut menyimak, tetapi tidak begitu antusias. Agag menanggapi ide Todt itu dan yakin bisa membantu mewujudkan ide 'nakal' tersebut meski era mobil listrik belum populer.

Tepatnya pada 3 Maret 2011 di Paris, Agag dan Todt kembali bertemu. Kali ini keduanya bertatap muka dengan konsep yang telah ditimbang dan dicermati. Pada malam itu disepakati pula bahwa Agag akan menjadi Ketua Formula E.

Todt dengan instrumen FIA dan Agag dengan relasi bisnis juga jaringan politiknya lantas bekerja keras. Mereka banyak melakukan kunjungan, pengajuan proposal, dan membujuk banyak kalangan untuk terlibat.

Setelah melalui proses yang cukup panjang selama tiga tahun, Formula E edisi perdana akhirnya berlangsung pada 2014. Dalam pemaparannya, Todt menyebut Formula E sebagai sebuah balapan dengan konsep bersih dan ajang masa depan.

Hari-hari yang ditunggu itu akhirnya terwujud di Beijing Olympic Green Circuit, China, pada 13 September. Seri perdana Formula E berlangsung di Asia dengan lancar meski belum cukup menyita perhatian masyarakat dunia.

Para pembalap yang membuat sejarah di seri perdana Formula E adalah Nicolas Prost sebagai pemilik pole position, Takuma Sato sebagai pembalap tercepat satu lap, dan Lucas di Grassi sebagai juara seri pertama di Beijing.

Sejak musim balap 2020/2021, Formula E masuk Kejuaraan Dunia FIA, dan membuatnya menjadi balapan kursi tunggal pertama setelah Formula 1 yang menghadirkan status juara dunia bagi pemenangnya.

Dalam sejarah penyelenggaraan Formula E terdapat pula beberapa pembalap-pembalap yang punya nama di F1 seperti Jacques Villeneuve, Felipe Massa, Pascal Wehrlein, dan Stoffel Vandoorne.

(nva/har)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK