ANALISIS

Dari Reinkarnasi PSSI ke Halusinasi Macan Asia

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mei 2022 12:39 WIB
Dari 1950 hingga 2022 atau selama 72 tahun, pernah ada jiwa 'Macan Asia' di tubuh Timnas Indonesia. Bisakah PSSI mewujudkan kembali kebanggaan itu?
Mochamad Iriawan diharapkan bisa punya gebrakan untuk membantu kebangkitan Timnas Indonesia. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Kongres PSSI baru saja berlangsung pada Senin 30 Mei di Bandung, Jawa Barat. Nyaris tak ada ide besar dalam kongres kali ini, selain hanya kehebohan banyak klub berganti nama dan kandang.

Isu training centre yang jadi janji Mochamad Iriawan sebelum dan sesudah terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2024, kembali jadi wacana. Sampai-sampai Menpora Zainudin Amali ambil bagian.

Menteri yang mengampanyekan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ini menyebut fasilitas olahraga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung bisa menjadi 'kawah candradimuka' sementara PSSI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini disampaikan Amali saat memberi sambutan pembukaan Kongres PSSI 2022. Mungkin, menteri asal Gorontalo itu ikut menyimak keriuhan yang disulut Shin Tae Yong: tekan PSSI untuk membuat training center!

Saya jadi teringat dokter bola Indonesia, Endang Witarsa. Endang pernah berkata, "Lapangan adalah ruhnya klub sepak bola. Tanpa lapangan milik sendiri, klub susah maju."

Begitupun PSSI. Tanpa lapangan sendiri, jangan berharap bisa bertransformasi jadi Macan Asia. Mimpi. Jangankan mengulang kisah 1956 di Australia dan 1958 di Tokyo, terdepan di kawasan Asia Tenggara pun payah.

Itu kiranya hanya halusinasi atau bahkan masturbasi intelektualitas di tengah taktik politik ada udang di balik batu. PSSI jangan lagi jadi kendaraan politik seperti dilakukan Edy Rahmayadi.

Pesepak bola Persebaya Reva Adi Utama (kiri) berebut bola di udara dengan pemain Arema FC Dendi Santoso (kanan) dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Rabu (23/2/2022). Persebaya menang atas Arema FC dengan skor 1-0. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/rwa.Masih banyak hal yang harus dibenahi oleh PSSI di bawah Mochamad Iriawan, termasuk kualitas kompetisi Liga 1. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Namun, menghakimi PSSI, Iriawan terutama, pada masa awal pasca badai Covid-19 ini, bisa prematur. Bukan tak mungkin Iriawan membuat gebrakan-gebrakan dengan ide-ide besar monumental yang terwujud.

Siapa yang tahu jika nantinya Iriawan benar-benar berhasil membangun training center PSSI sebelum 2024, menggalakkan lagi pelatihan wasit dan pelatih, juga menaikkan kualitas kompetisi.

Tak ada yang tahu bila kemudian Iriawan sukses memenuhi janji kampanye memberi subsidi Rp15 miliar kepada segenap klub Liga 1 dan jadwal liga paten. Tak ada yang tahu. Asal bukan Iriawan yang tidak tahu.



(ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER