Status Bangladesh yang merupakan salah satu peserta kualifikasi Piala Asia 2023 juga butuh laga pemanasan. Bangladesh yang masuk pot keempat akan berada satu grup dengan Bahrain, Turkmenistan, dan Malaysia.
Uji tanding melawan Timnas Indonesia akan bermanfaat bagi Bangladesh yang akan menghadapi lawan-lawan kuat.
Evan Dimas dan kawan-kawan sudah bertemu dengan lawan-lawan dari kawasan Asia Tenggara dalam kurun setengah tahun terakhir. Kendati Timnas Indonesia akan bertemu dua negara asal Timur Tengah yang tergolong bakal jadi rival berat di kualifikasi Piala Asia, Kuwait dan Jordan, melawan Bangladesh akan menjadi variasi lawan yang bisa menyegarkan permainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timnas Indonesia unggul dari Bangladesh secara hitung-hitungan di atas kertas melalui peringkat FIFA, ranking 159 vs 188. Yang harus dilakukan ketika melawan skuad Bengal Tigers adalah membuktikan bahwa peringkat FIFA Indonesia benar-benar jauh di atas.
Dominasi pertandingan kudu dilakukan dengan menerapkan pola permainan yang rapi dan tanpa kecolongan. Yang lebih penting adalah gol guna menilai mutu lini serang Timnas Indonesia.
Jargon salah satu suporter sepak bola liga sepak bola Tanah Air, 'kami haus gol kamu', layak dikumandangkan dalam laga ini.
Melawan Bangladesh, seharusnya Timnas Indonesia tidak akan mendapat gedoran lawan. Tanpa meremehkan anak asuh Javier Cabrera, Bangladesh adalah lawan yang sulit menang. Dari 15 pertandingan sejak 2021, Bangladesh hanya menang dua kali, seri lima kali, dan kalah delapan kali.
Bangladesh hanya menang melawan Sri Lanka dan Maladewa. Selain itu Bangladesh kalah dari India, Oman, Palestina, Kirgistan, Sri Lanka, dan Maladewa.
![]() |
Dalam periode yang sama, Timnas Indonesia menelan empat kekalahan dari 17 pertandingan. Kemenangan pun bukan hal asing bagi Timnas Indonesia, namun ada permasalahan yang harus dituntaskan.
Penyelesaian akhir menjadi bahaya laten Timnas Indonesia. Efektivitas serangan patut menjadi evaluasi yang dibenahi saat melawan Bangladesh.
Gaya main Shin yang tidak mengandalkan satu ujung tombak selama ini bisa ditutup dengan kemampuan sayap-sayap cepat dan gelandang-gelandang bertipikal ofensif.
Shin kali ini pun tak mengubah gaya main. Ada Dimas Drajad dan Muhammad Rafli yang bisa menjadi ujung tombak. Namun sederet penyerang sayap juga menghuni skuad pilihan Shin.
Keberadaan Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Irfan Jaya, Irfan Jauhari, Saddil Ramdani, dan Terens Puhiri jadi indikasi Shin menekankan pola main yang diinginkan.
Keberadaan Dimas dan Rafli seyogianya tak hanya jadi pelengkap, tetapi menjadi opsi ketika sayap-sayap Garuda mengalami kebuntuan.
Kolaborasi lini depan yang apik dinanti suporter Indonesia sembari menunggu kiprah tim kesayangan di kualifikasi Piala Asia. Tentunya fondasi serangan dari belakang pun harus dipancang sekukuh mungkin demi gol-gol menuju Piala Asia.
(sry)