ANALISIS

Mewajarkan Pilihan Thomas Doll di Piala Presiden 2022

jal | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2022 07:26 WIB
Thomas Doll datang sebagai pelatih anyar Persija Jakarta dan langsung membuat gebrakan yang bikin kaget publik sepak bola Indonesia.
Persija Jakarta sudah tersingkir dari Piala Presiden 2022. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)

Doll memperlakukan turnamen pramusim selayaknya bagian dari persiapan tim menuju musim baru. Sebuah pendekatan yang jelas tidak populer mengingat Piala Presiden 2022 sudah sejak awal dijadikan ajang adu gengsi untuk mengukir prestasi.

Pertimbangan ini yang membuat banyak klub habis-habisan memburu trofi Piala Presiden. Padahal, risiko yang diambil tidak kecil karena cedera pemain bisa saja datang karena pemain belum siap seratus persen untuk tampil habis-habisan di setiap laga.

Doll jelas punya hitung-hitungan di Persija terkait periodesasi persiapan tim untuk menyambut sebuah kompetisi. Apalagi ia punya misi penting memperbaiki rapor Persija yang jeblok karena finis di posisi kesembilan musim lalu setelah jadi yang terbaik di Piala Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan pengalaman dan kemampuannya sulit untuk mengatakan Doll salah langkah dengan tidak serius di Piala Presiden. Doll justru datang dengan sebuah cara pandang yang baru dan langkah yang tepat tentang bagaimana menata tim jelang musim baru.

Bagi Doll hasil di Piala Presiden 2022 tidaklah penting. Turnamen pramusim ini justru ia jadikan untuk melihat kemampuan setiap pemain dan mematangkan taktik dan strategi agar bisa tancap gas meraih hasil bagus di Liga 1 musim depan.

Seyogyanya pendekatan Doll ini bisa diikuti oleh pelatih-pelatih lain. Meskipun hal ini akan sangat bergantung kepada kesamaan visi antara pelatih, manajemen, dan tentunya tidak ketinggalan suporter klub tersebut. Kesamaan untuk menomorsatukan pembentukan tim demi mencapai tujuan di kompetisi sesungguhnya dan tidak 'mendewakan' turnamen pramusim.

Jika kesamaan visi ini bisa dicapai maka menjadi satu langkah maju berikutnya. Turnamen pramusim yang tergolong singkat tidak lagi menjadi ukuran untuk menghakimi pemain A atau pemain B dan juga pelatih A atau pelatih B akan kualitas mereka.

Pasalnya kerap terjadi seorang pemain lokal atau asing justru didepak karena alasan permainannya tidak sesuai ekspektasi diukur dari turnamen pramusim. Hitungan yang dipakai juga hanya satu bulan dalam menilai baik atau tidaknya seorang pemain.

Kita tentu harus menghargai proses adaptasi seorang pemain atau pelatih pendatang baru. Berada di klub baru tentu butuh waktu untuk bisa melakukan penyesuaian dengan gaya permainan yang diusung dan beragam hal lain.

Satu yang juga penting adalah menempatkan kompetisi dalam puncak pencapaian sebuah tim seperti yang ada dalam konsep Doll. Sudah sewajarnya setiap klub fokus menata tim saat pramusim ketimbang sibuk memburu prestasi tertinggi dalam sebuah ajang pemanasan menuju kompetisi sesungguhnya.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER