3 Faktor Penyebab Indonesia Kalah dari Yordania di FIBA Asia Cup

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2022 21:41 WIB
Pelatih Timnas Basket Indonesia memaparkan tiga faktor yang membuat tim Merah Putih kalah dari Jordania di FIBA Asia Cup 2022.
Brandon Jawato (kanan) mencoba melakukan blok kepada pemain Yordania. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic menyebut Yordania berhasil membendung Marques Boldendan kawan-kawan sehingga memenangkan pertandingan FIBA Asia Cup 2022.

Indonesia takluk dengan skor 65-75 di Istora Senayan, Kamis (14/7). Karena kekalahan ini posisi Indonesia di klasemen sementara Grup A FIBA Asia Cup 2022 melorot ke peringkat ketiga.

Pejic mengatakan pemain Timnas Basket Indonesia telah berjuang 100 persen. Namun karena lawan punya pengalaman lebih, kekalahan tak terelakkan. Sejumlah persoalan juga jadi titik perhatian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah melakukan 100 persen. Saya pikir fisik Yordania lebih unggul, tetapi kami bisa mengimbanginya. Hanya pada kuarter ketiga kami mengalami krisis hingga tertinggal 10 poin," kata Pejic.

"Mereka kaya pengalaman, di mana pemain mereka main di Liga Eropa dan juara. Mereka berada di level tinggi. Mereka pintar. Mereka Menekan Marques Bolden dan itu membuat kami tak bisa melepas tembakan," ujarnya.

Dalam pertandingan yang dihadiri tiga ribuan penonton itu, Timnas Basket Indonesia bisa mengimbangi pada kuarter pertama dan kedua. Arki Wisnu dan kawan-kawan mulai kewalahan pada kuarter ketiga dan keempat.

Statistik memperlihatkan, percobaan tembakan tiga poin Indonesia selalu meleset. Dari total 36 percobaan, hanya tujuh yang sukses. Jumlah percobaan tembakan tiga poin Indonesia ini lebih unggul, tapi kalah efektif.

"Kami juga banyak kehilangan tembakan tiga poin dan juga peluang mencetak angka lewat tembakan. Hal-hal tersebut jadi permasalahan tersendiri bagi kami di pertandingan ini," ucap Pejic menganalisis.

Banner Testimoni

Defense rebound juga jadi perhatian pelatih asal Serbia tersebut. Rencana permainan telah dikonsep sebaik mungkin tetapi pada prakteknya tidak berjalan kurang maksimal.

"Kami mencoba main dengan baik, bertahan kuat, menyerang efektif, dan tidak membiarkan lawan memenangi rebound. Rencana itu ada di kepala saya. Sayangnya eksekusi dari rencana itu tidak berjalan baik," kata Pejic.

[Gambas:Video CNN]

(abs/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER