Liga 1 Kawah Candradimuka Timnas Indonesia?
Kick off Liga 1 2022/2023 akan dimulai Sabtu (23/7). Mengingat kompetisi bermuara ke Timnas Indonesia, bisakah Liga 1 jadi kawah candradimuka?
Sejauh ini belum terbukti. Dari era ke era, jika pelatih Timnas Indonesia orang asing, keluhannya masih sama. Mereka mengeluh kualitas fisik dan teknik pemain tak memenuhi unsur terciptanya Timnas yang berkualitas.
Shin Tae Yong pun demikian. Pelatih asal Korea Selatan tersebut menilai pemain yang datang ke Timnas tak kuat secara fisik dan teknik payah. Ini dianggap sebagai kendala utama Timnas Indonesia.
Belum lagi banyak pemain muda tak mendapat jam terbang. Klub, utamanya pelatih, bersikap realistis karena tujuan utama dari kompetisi adalah meraih kemenangan dan menjadi juara liga.
Pemain muda, yang belum terbukti kualitas dan jam terbangnya, sering diabaikan pelatih. Hanya segelintir pelatih saja yang dengan kebesaran hati berani menurunkan pemain muda.
Selain itu posisi-posisi krusial ditempati pemain asing. Semua klub Liga 1 2022/2023 memiliki striker, gelandang, dan bek asing. Kehadiran mereka ini dianalisis menyumbat potensi pemain lokal.
Kendati demikian, hukum rimba sepak bola tak bisa dilawan. Siapa yang kuat, tangguh, subur, tajam, stabil, dan konsisten niscaya dapat jam tampil. Sedangkan mereka yang mudah melempem pasti tersisihkan.
Inilah fungsi kompetisi yang panjang, di mana Liga 1 berjalan 34 pekan dengan jumlah 306 pertandingan. Selalu ada pemain baru yang tampil menonjol yang berujung dapat panggilan membela Garuda.
Pada sisi lainnya, Liga 1 2022/2023 dihuni 12 pelatih asing. Tanpa mengecilkan pelatih lokal, situasi ini bisa menjadi pemecah solusi. Mereka kudu dituntut ikut serta melahirkan pemain lokal berkualitas.
Bagaimana dengan enam pelatih lokal? Mereka semua mantan pemain Timnas dan sadar betul apa yang dibutuhkan untuk membentuk Timnas Indonesia yang tangguh. Pemain muda niscaya akan diberi jam terbang.
Ini tidak berlebihan. Ini sangat wajar, bahkan menjadi kebanggaan, jika banyak klub menyumbang pemain untuk tim nasional. Ini menjadi tolok ukur bahwa sentuhan pelatih membuahkan hasil jitu.
Berlanjut ke halaman kedua >>>