Jakarta, CNN Indonesia --
Yeremia Rambitan, bersama Pramudya Kusumawardana, jadi salah satu ganda muda Indonesia yang tengah melejit. Namun Yeremia mengalami cedera di Indonesia Open.
Duet Pramudya/Yeremia sedang mengalami grafik menanjak di 2022. Mereka bisa jadi juara Asia dan merebut medali perak SEA Games.
Namun di Indonesia Open, Yeremia mengalami cedera saat sudah di ambang kemenangan dalam duel lawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Lutut kiri Yeremia cedera dan ia terus berusaha melanjutkan pertandingan dengan kondisi terpincang-pincang hingga akhirnya kalah 20-22 di gim penentuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana kondisi Yeremia saat ini? Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Yeremia Rambitan:
Bagaimana kondisi kamu sekarang?
Sekarang kondisi saya sudah membaik. Sudah sebulan dari kejadian, sekarang sudah bisa jalan. Terus saya juga sudah bisa melakukan squat, tetapi bebannya belum bisa banyak. Saya juga sudah bisa lari di [dalam] air.
Kalau untuk aktivitas jalan, apakah lutut masih sakit?
Kalau jalan, rasanya kayak ada yang menganjal karena otot ligamen ada yang robek dan jadi melemah. Jadi perlu dikuatkan lagi ototnya.
Kalau dalam posisi duduk atau tidur tidak sakit. Baru terasa agak sakit kalau posisi lutut ditekuk agak ke dalam.
Ada informasi bahwa sebetulnya sudah ada sobekan di lutut kamu sebelum kejadian itu. Sebenarnya bagaimana yang kamu rasakan?
Sebelum pertandingan Indonesia Masters dan Indonesia Open, lututnya sudah terasa agak sakit. Saat latihan gym, saya bilang bahwa kaki saya agak sakit. Lalu Koh Herry bilang saya latihan tangan saja.
Saat berlaga di Indonesia Masters, sudah berasa [sedikit sakit] tetapi saya cuek saja karena saya pikir mungkin kecapekan. Nah terus pas hari H di Indonesia Open mungkin terlalu memaksa jadi robeknya semakin besar.
 Momen saat Yeremia Rambitan mengalami cedera. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Sebelum insiden jatuh di lapangan itu, apakah lutut kamu sudah terasa sakit?
Tidak terasa sakit. Jadi tau-tau sakit saja pas kejadian itu.
Terapi cedera adalah salah satu hal yang sulit. Apakah kamu jenuh menjalaninya?
Kalau soal jenuh, belum terasa jenuh karena saya menggebu-gebu ingin cepat sembuh. Semangatnya ada jadi tidak jenuh. Latihannya masih semangat.
Apakah ini cedera paling parah dalam karier?
Saya pernah merasakan cedera juga saat junior. Saat itu harus beristirahat selama dua bulan di tahun 2014.
Saat itu saya bermasalah di area sendi paha bagian dalam dekat pangkal paha. Jadi saat itu melangkah pun tidak bisa.
Kamu nonton tiga turnamen di Malaysia dan Singapura? Apa yang kamu rasakan menonton dengan kondisi cedera?
Saya menonton pertandingan-pertandingan itu. Rasanya menonton dalam kondisi lagi cedera, tentu ada rasa ingin main, tidak mungkin tidak ada perasaan seperti itu.
Tetapi ambil hikmahnya saja, karena ini sudah jadi rencana Tuhan juga.
Seberapa banyak pesan dukungan yang kamu dapat usai cedera lutut?
Banyak banget, media sosial saya penuh semua. Saya baca satu-satu pesan yang masuk. Saya juga berusaha membalas. Di whatsapp juga, begitu juga di instagram.
Saat cedera kamu menangis. Itu menangis karena sakit atau rasa sesal karena gagal menang dan membayangkan kamu harus absen?
Saya tidak berpikir ke arah sakit, tetapi saya lebih berpikir bahwa kami sedang naik dan berkembang. Sayang saja karena harus berhenti beberapa bulan. Lagi semangat, malah cedera.
Sayang, pasti sayang karena kami lagi naik-naiknya dan ada di peringkat 14, Tetapi saya akan berusaha lebih baik lagi.
 Yeremia Rambitan saat ini sedang menjalani terapi pemulihan cedera. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Bagaimana kamu melihat perkembangan permainan bersama Pram sebelum cedera menimpa?
Kalau lihat perkembangannya, memang bagus di pertengahan. Di awal-awal kan sempat kalah-kalah, lalu ada cedera juga di punggung.
Setelah agak kurang bagus di awal tahun, kami bisa masuk final dan akhirnya juara di Kejuaraan Asia lalu di SEA Games juga bisa jadi runner up.
Makanya menurut saya pribadi, perkembangannya sudah bagus.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Bagaimana mulai mengenal badminton?
Dari kecil, karena papa melatih saya. Mungkin sejak usia 5-6 tahun. Jadi waktu kecil awalnya saya suka ikut latihan walau hanya lari-larian doang di lapangan.
Papa dulu juga atlet, sprinter. Tetapi setelah itu papa juga senang badminton sehingga saya ikut belajar badminton.
Kapan mulai berpikir memilih badminton jadi jalan hidup?
Awalnya hanya senang bermain, lama kelamaan saya berpikir mau menjadikan badminton sebagai pekerjaan. Itu kelas 3 SMP. Saat itu saya berpikir bahwa badminton bukan lagi hobi, tetapi pekerjaan.
Saya masih berlatih di klub milik papa, PB Kasih di Depok. Lalu setelah itu sekolah di SKO Ragunan dan juga pindah ke Exist.
Cita-cita lain di luar badminton, sepertinya tidak ada. Sejak awal berpikir itu, saya memang langsung ingin ke badminton.
Lalu kapan akhirnya masuk Pelatnas Cipayung?
Saya masuk Pelatnas Cipayung di 2017 dan ketika pasangan dengan Rinov Rivaldy di Kejuaraan Dunia Junior 2017 saat meraih perunggu, saat itu sudah latihan di pelatnas.
Tapi saat saya masuk Pelatnas itu, saya masuk di nomor ganda campuran. Saya bersama Winny [Oktavina Kandow] juara di Kejurnas 2016 dan hal itu yang membuat saya mendapat panggilan dari Pelatnas Cipayung.
 Yeremia Rambitan masuk pelatnas Cipayung di nomor ganda campuran terlebih dulu. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) |
Apa rahasia yang mengantar kamu bisa masuk pelatnas dengan cepat sejak mulai membulatkan tekad untuk serius di badminton?
Saya berusaha latihan lebih dari orang lain. Jadi misal orang lain mulai latihan jam 3, saya sudah datang 30 menit sebelumnya. Saya mulai lari-lari atau berlatih stroke ke tembok. Tambah-tambah latihan sendiri.
Kemudian bagaimana akhirnya bisa pindah ke nomor ganda putra?
Di tahun 2018, Mas Nova [Widianto], pelatih ganda campuran bilang kalau ada tawaran dari nomor ganda putra untuk pindah ke sana. Saya lalu mau menerima tawaran tersebut dan akhirnya pindah ke ganda putra.
Bagaimana sampai akhirnya dipasangkan dengan Pram?
Saat itu Koh Thomas [Indratjaja] dan Koh David [Pohan] bilang saya bakal dipasangkan dengan Pram. Saya sudah kenal, tetapi belum akrab sama Pram waktu itu. Sekadar tahu saja.
Saat itu saya melihat, kalau lihat pribadi dia, dia anaknya rajin dan besar semangatnya. Saya yakin bisa juara Olimpiade sama dia.
Kamu dan Pram tipe ganda yang seperti apa? Apakah akrab di dalam dan luar lapangan?
Kami akrab juga di dalam dan di luar lapangan. Tetapi karena libur cuma Sabtu-Minggu, biasanya jarang jalan keluar bersama kalau sedang di asrama karena kami punya kehidupan masing-masing. Jalan sama keluarga atau pacar masing-masing.
Kami bareng-bareng paling saat makan di kantin di asrama Pelatnas Cipayung.
Pram bilang dia pilih menunggu kamu sembuh baru kembali main dibanding main sama pemain lain. Bagaimana kamu menanggapi hal itu?
Kalau saya sih lebih suruh dia tetap bertanding. Agar mental bertandingnya jadi lebih bagus. Dia bisa makin dominan dan membantu saya di lapangan nantinya.
Pernah pernah pergi ke suatu tempat di Indonesia dan ada yang tidak kenal kamu?
Pernah, kan tidak semua orang Indonesia nonton badminton juga. Sering sih yang tidak kenal dengan saya begitu.
Tetapi sekarang sudah makin banyak yang kenal kan?
Iya, sekarang banyak. Lagi makan tiba-tiba ada yang nyamperin. Tahun lalu juga sudah ada, tetapi tidak banyak sekarang.
Saya senang saja bila ada yang minta foto bareng karena berarti saya dikenal.
Apakah kamu sejak awal sudah sadar bahwa jadi terkenal adalah salah satu konsekuensi yang harus dihadapi sebagai seorang atlet badminton?
Ada bayangan seperti itu karena saya juga ingin jadi juara Olimpiade dan jadi legenda. Jadi saya sudah sadar ada hal seperti itu.
Siapa pemain idola kamu?
Koh Hendra [Setiawan]. Alasannya karena cara bermain di lapangan dan attitude-nya di luar lapangan.
 Yeremia Rambitan mengidolakan sosok Hendra Setiawan. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA) |
Terus bagaimana perasaan kamu saat ketemu langsung Hendra Setiawan pertama kali?
Saya bilang 'Oh ini Koh Hendra Setiawan. Sama kayak di TV, sama kerennya. Pas ngobrol grogi dan takut-takut begitu karena senior.
Kalau sekarang sih sudah akrab kalau bercanda.
Cita-cita kamu jadi juara dunia dan juara Olimpiade. Bagaimana melihat persaingan yang ada di dalam maupun secara keseluruhan?
Persaingan saat ini ketat banget apalagi sekarang mulai makin merata di negara-negara lain. Dengan persaingan yang sudah ketat banget, saya harus latihan lebih ekstra dari mereka.
Berarti target kamu bisa lolos ke Olimpiade 2024?
Iya target saya itu lolos ke Olimpiade 2024 namun saat ini yang penting sembuh dulu dari cedera.
Bagaimana gambaran terakhir dari dokter soal kondisi kamu?
Kata dokter mungkin 2-3 bulan bisa kembali bertanding. Cuma memang tidak boleh terburu-buru. Walaupun dokter bilang begitu, semua juga tetap tergantung dari saya juga.
Sekarang saya juga sudah mulai latihan memukul shuttlecock, tetapi paling main sama tembok. Posisi saya sudah bisa latihan sambil berdiri dan kuda-kudanya juga sudah tidak sakit.
 Yeremia berharap bisa kembali tampil di Oktober. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Berarti sudah mulai lihat kalender turnamen dan mengira-ngira kapan bisa kembali main?
Mungkin pas akhir Oktober saat ada turnamen di Eropa atau setelah itu. Mudah-mudahan sudah bisa main.
Tahun 2022 kamu penuh warna mulai dari juara Asia, peristiwa di SEA Games, hingga cedera saat sedang tampil bagus. Bagaimana kamu melihat hal itu?
Menurut saya yang terjadi sejauh ini jadi pembelajaran supaya saya lebih baik lagi ke depannya.
[Gambas:Video CNN]