Erlangga Wisnuaji
Erlangga Wisnuaji
Koresponden Sport di CNN Indonesia TV. Penyuka Vespa dan pendukung Liverpool yang bermimpi bisa menonton langsung pertandingan NBA di Amerika.
KOLOM

Pantaskah Timnas Basket Indonesia Tampil di Piala Dunia FIBA 2023?

Erlangga Wisnuaji | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2022 16:59 WIB
Pernyataan Ketum Perbasi bahwa Indonesia bisa menggunakan jalur lobi untuk lolos ke Piala Dunia Basket 2023 menyisakan sejumlah pro-kontra.
Langkah timnas basket Indonesia di ajang FIBA Asia Cup 2022 terhenti pada babak perempat final. Merah Putih tersingkir usai dikalahkan China, Senin (18/7/2022) sore WIB. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia --

Kekalahan Timnas Basket Indonesia 58-108 atas China di babak playoff perempat final FIBA Asia Cup 2022 memupus harapan Indonesia untuk tampil di ajang FIBA World Cup 2023.

Meski menyandang status sebagai salah satu tuan rumah di FIBA World Cup 2023, Indonesia memang tidak serta merta lolos ke ajang di level tertinggi itu seperti dua tuan rumah lainnya, Jepang dan Filipina. Alasannya, FIBA menganggap Indonesia belum memiliki tim yang kompetitif untuk tampil di ajang setingkat piala dunia.

Hal ini saya rasa ada benarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangankan untuk level dunia, di level Asia Tenggara saja Timnas Basket Indonesia selalu berada di bawah bayang-bayang Filipina. Baru pada Sea Games 2021 di Vietnam Indonesia untuk kali pertama bisa merebut medali emas sekaligus memutus dominasi basket Filipina sejak Sea Games 1991.

Karena itulah, untuk bisa tampil di Piala Dunia Basket 2023, FIBA memberikan syarat pada Indonesia untuk minimal dapat lolos hingga ke babak 8 besar atau babak perempat final di FIBA Asia Cup 2022, yang digelar di Istora Senayan Jakarta.

Perdebatan kemudian muncul ketika Ketua Umum PP Perbasi memberikan pernyataan saat konferensi pers di Kantor Perbasi di bilangan Senayan, Kamis (21/7) kemarin.

Meski gagal memenuhi syarat itu, Danny Kosasih masih optimistis dan yakin kalau Timnas Basket Indonesia akan tetap dapat berlaga di ajang FIBA World Cup 2023.

"Saya yakin itu pasti akan lolos," ujar Danny.

"Caranya bagaimana?" tanya saya.

"Kalau caranya, ada seribu jalan menuju Roma sih, Mas. Banyak jalan sekali, kita sedang ada pendekatan, kita lihat sendiri ya, kalau Indonesia bermain di kandang, gedung itu penuh. Kita juga enggak mau bangun gedung 16 ribu nanti penontonnya cuma seribu orang, dan itu juga enggak diharapkan oleh FIBA kan?" lanjut Danny.

Terus terang saya agak terkejut mendengar dengan jawaban beliau.

Pantas kah Timnas Basket Indonesia berlaga di piala dunia dengan menggunakan cara-cara pendekatan atau lobi ke FIBA seperti yang disampaikan Danny Kosasih?

Saya juga langsung membayangkan bagaimana perasaan para pemain, jika mereka bermain di Piala Dunia, melawan tim-tim besar seperti Amerika, Spanyol atau Jerman atas hasil lobi-lobi?

Melihat Objektif

Pro dan kontra atas pernyataan Danny Kosasih memang pasti ada. Segudang alasan pendukung juga pasti dimiliki oleh masing-masing kubu.

Tapi coba kesampingkan dulu argumen bahwa kita layak tampil di FIBA World Cup atas alasan sudah membangun venue baru yang megah. Cobalah untuk melihat secara obyektif sudah sejauh mana level dan kemampuan timnas basket kita, setidaknya dari performa teranyar.

Di babak kualifikasi FIBA World Cup 2023, Indonesia berada satu grup dengan Lebanon, Arab Saudi dan Yordania. Dari enam kali pertandingan tak satupun Indonesia dapat meraih satu kemenangan.

  • 26 November 2021 versus Lebanon, kalah 38 - 96
  • 29 November 2021 versus Lebanon, kalah 64-110
  • 24 Februari 2022 versus Arab Saudi, kalah 66-95
  • 27 Februari 2022 versus Yordania, kalah 64-94
  • 1 Juli 2022 versus Arab Saudi, kalah 67-69
  • 4 Juli 2022, versus Yordania, kalah 52-77

Sepanjang sejarah, Indonesia juga belum pernah sekalipun lolos ke babak utama FIBA World Cup.

Hal serupa terjadi FIBA Asia Cup 2022, ketika Indonesia tergabung di grup A bersama Arab Saudi, Yordania dan Australia.

Di babak penyisihan grup, Andakara Prastawa dan kawan-kawan hanya satu kali meraih kemenangan 80-54 saat melawan Arab Saudi. Di dua pertandingan lainnya, Indonesia menyerah 65-74 dari Yordania, kemudian takluk 53-78 dari Australia.

Meski hasilnya belum sesuai harapan, bagi saya penampilan Timnas Basket Indonesia sudah mulai menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Emas di SEA Games Vietnam menjadi salah satu buktinya. Kehadiran pemain naturalisasi Marques Bolden di paint area menambah rasa percaya diri pemain lainnya. Bolden juga terlihat mampu menempatkan diri dan bisa menerjemahkan keinginan pelatih untuk membuat Timnas Indonesia menjadi lebih berkembang.

Penampilan pemain muda Indonesia Derrick Michael juga sangat menjanjikan. Sebagai pemain muda yang baru berusia 19 tahun dan belum pernah sekalipun merasakan atmosfer kompetisi liga basket di sebuah klub, penampilan Derrick Michael di SEA Games, Kualifikasi FIBA World Cup 2023 dan FIBA Asia Cup 2022 ini sangatlah impresif.

Selain Derrick, kita juga masih punya Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya, Ali Bagir, Muhammad Arighi, Vincent Kosasih, yang semuanya masih berusia belia dan memilki waktu untuk berkembang.

Jadi, bersabarlah.

Daripada melobi-lobi FIBA agar Indonesia lolos, bukankah akan lebih bijaksana kalau kita membenahi dulu kompetisi basket dalam negeri kita?

Benahi dulu teknik fundamental para pemain-pemain kita, kemudian perkuat dan perbanyak talent scouting di seluruh wilayah Indonesia.

Saya lebih memilih untuk membiarkan timnas basket Indonesia dan generasi muda penggemar basket Tanah Air hanya menjadi penonton dan menyaksikan langsung ajang FIBA World Cup 2023 di Senayan.

Biarkan mereka iri melihat para pemain terbaik dunia tampil di rumah sendiri.

Biarkan mereka melihat dan belajar bagaimana cara tim-tim kelas dunia bermain dan mengeksekusi game plan yang diberikan pelatih.

Biarkan kegagalan lolos ke FIBA World Cup 2023 ini menjadi cambuk bagi mereka untuk berlatih lebih keras, lebih disiplin dan lebih fokus, dengan tujuan akhir bisa membawa basket Indonesia ke level yang lebih tinggi lagi.

Karena memang itulah proses yang harus dilalui kalau kita menginginkan basket di Indonesia berkembang menjadi lebih besar dan lebih hebat.

Memang tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi percayalah, semua itu bisa dilakukan!

Maju terus basket Indonesia!

(vws)


[Gambas:Video CNN]
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER