Atlet badminton tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung memaksimalkan peran psikolog demi bertahan di bulutangkis.
Atlet 23 tahun itu mengaku sempat merasa 'down' karena prestasi bulutangkis yang dirasa tidak berkembang. Ia pun memanfaatkan media sosial dan bercerita kepada psikolog untuk berbagi keluh-kesah.
"Menulis [curhatan] di Twitter itu membuat diri lebih tenang, selain itu juga saya sempat ke psikolog agar bisa percaya diri lagi," kata Gregoria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena kalah dan hasil gitu-gitu saja, itu yang membuat saya sempat merasa tidak layak main di pelatnas. Di satu sisi, saya berpikir ketika saya mentok saya nggak mau menyerah begitu saja," ujarnya menambahkan.
Pebulutangkis asal Wonogiri itu sempat menunjukkan peningkatan performa saat mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia Akane Yamaguchi di Malaysia Open 2022. Gregoria juga mampu menembus perempat final Singapore Open 2022.
"Saya merasa besar di bulutangkis dan merasa kecil juga di bulutangkis. Saya tinggal coba semaksimal mungkin agar tidak ada penyesalan," ucapnya.
Meski belum bisa membawa pulang medali dari kejuaraan-kejuaraan BWF Tour, Gregoria merasa dirinya kembali optimistis setelah melihat peningkatan performa. Ia pun akan kembali meneruskan perjuangannya di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022, 22-28 Agustus mendatang.
Ia mengaku sudah mengikuti seluruh program latihan yang diberikan tim pelatih. Sempat jatuh sakit usai turnamen di Singapura, Gregoria sudah pulih dan siap tampil di Jepang. Tunggal putri Indonesia akan diwakili oleh Gregoria dan Putri Kusuma Wardani.
"Untuk persiapan sejauh ini sudah lumayan bagus. Dari kondisi di luar dan di dalam lapangan. Latihan setelah dari Singapura sempat sakit. Jadi latihan terpotong satu minggu tapi mulai dari situ sudah normal lagi," katanya.
"Dua minggu terakhir ini sudah persiapan kejuaraan dunia. Mungkin karena sempat sakit jadi latihan mundur beberapa hari," tuturnya.
(ikh/nva)