Pelatih Ganda Campuran Indonesia Nova Widianto menyebut atlet binaannya kehilangan panutan setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Owi/Butet pensiun.
"Jadi memang tidak ada panutan lagi di ganda campuran. Mungkin ini bisa dibilang tahun transisi. Jadi saya berharap tahun ini menjadi transisi, bukan kami tidak yakin dengan anak-anak," kata Nova.
Liliyana Natsir memutuskan pensiun pada 2019 lalu. Sementara Tontowi menyusul gantung raket pada 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut membuat pelatih 44 tahun itu tidak ingin menetapkan target tinggi di setiap turnamen. Ia bahkan enggan menargetkan ganda campuran Indonesia juara tahun ini.
"Jadi kalau target juara tahun ini juara bukan mustahil tapi berat. Saya targetkan juara di tahun depan di super series. Mungkin jawaban dari masukan Ci Butet. Ini masih transisi dan belum ada panutan karena tanpa senior itu tidak gampang," ujar Nova.
Karena itu, dirinya mengedepankan motivasi menjadi aspek utama dalam program latihan. Menurutnya dukungan moral terhadap atlet berperan penting dalam membentuk mental juara seperti yang sudah diterapkan kepada Owi/Butet.
"Yang penting motivasi anak-anak untuk mengeluarkan penampilan terbaik. Latihan intensif selalu dilakukan selama latihan di berbagai aspek," ucap Nova.
Sementara atlet ganda campuran Indonesia, Pitha Haningtyas Mentari mengaku dukungan dari orang terdekat menjadi kekuatan utamanya dalam menghadapi kritik.
Atlet 23 tahun itu mengakui kerap melihat pemberitaan negatif terhadap performa ganda campuran. Kendati demikian dirinya memilih tidak memusingkan hal-hal yang tidak membangkitkan semangatnya.
"Pasti banyak dukungan, dari partner dan orang-orang terdekat. Kami ini tim, ketika lihat berita yang tidak enak teman-teman saling dukung. Karena saya percaya masih banyak orang yang dukung kita," ucap Pitha.