Kiprah Azrul Ananda sebagai Presiden Klub Persebaya Surabaya berakhir. Azrul menyatakan mundur dari Bajul Ijo mulai akhir musim ini, Jumat (16/9).
Azrul menjabat sebagai Presiden Klub sejak 2017. Itu setelah Persebaya diakui kembali sebagai anggota PSSI pada 8 Februari. Sebelumnya Persebaya tak diakui PSSI karena ikut tampil di Liga Primer Indonesia.
Setelah diterima PSSI, saham mayoritas Persebaya diakuisisi PT Jawa Pos Sportainment sebanyak 70 persen. Dalam sebuah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Ulik, sapaan Azrul, ditetapkan sebagai Direktur Utama (CEO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Status ini membuat Azrul langsung bergerak cepat. Ia diminta membawa Persebaya kembali ke kasta tertinggi karena diputuskan PSSI tampil dari Liga 2. Waktu dua bulan setengah langsung dimaksimalkan.
Meski persiapan minim, Persebaya akhirnya bisa menjadi kampiun. Pada partai final tim yang ketika itu diasuh Angel Alfredo Vera tersebut mengalahkan PSMS dengan skor 3-2 lewat dua kali tambahan waktu 15 menit.
Pada musim itu Persebaya membukukan 16 kemenangan, 7 kali imbang, dan dua kali kalah dari 25 pertandingan. Hal ini melambungkan nama Azrul yang adalah jebolan Universitas Negeri California, Sacramento.
Tampil di kasta tertinggi mulai musim 2018, persiapan Persebaya tak begitu baik. Ini karena Liga 2 2017 berakhir setelah Liga 1 2017 rampung. Saat itu bursa transfer sudah berlangsung.
Dengan segala keterbatasan Persebaya bersiap. Azrul mematok target tim kelahiran 1927 tersebut berada di papan tengah atas. Sebagai tim promosi Azrul berpikir realistis.
Hasilnya Persebaya menempati peringkat kelima. Ini pencapaian istimewa. Dalam semusim tim yang ditangani Alfredo Vera yang kemudian dilanjutkan Bejo Sugiantoro itu menang 14 kali, imbang 10 kali, dan kalah 12 kali.
Musim berikutnya Azrul mematok target lebih besar. Dengan kondisi keuangan yang mulai stabil, targetnya adalah masuk lima besar. Tak dinyana Persebaya malah berhasil menjadi runner up kompetisi.
Dari 34 pertandingan musim 2019, Persebaya meraih 14 kemenangan, 12 kali imbang, dan 8 kali kalah. Hanya saja Persebaya tak berhak tampil di Piala AFC karena satu tiket kontinental diberikan ke juara Piala Indonesia.
Performa yang terus menanjak, membuat Azrul semakin berani. Dengan tegas putra Dahlan Iskan itu ingin Persebaya meraih gelar juara musim 2020. Secara keuangan pun Persebaya semakin mapan.
Sayang pandemi Covid-19 datang. Rencana klub yang matang pun berantakan. Situasi ini yang membuat Persebaya agak oleng, sebab ketika klub lainnya mengetatkan kantung, Persebaya tetap komitmen menggaji pemain.
Kendati demikian Azrul tak menyerah. Saat Liga 1 2021/2022 digelar dengan sistem gelembung, Persebaya mencoba bangkit. Hasilnya tim yang diasuh Aji Santoso tersebut masuk lima besar.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>