Kisah Azrul Ananda dan Persebaya yang Kembali ke Jurang Krisis

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Sep 2022 05:55 WIB
Kiprah Azrul Ananda sebagai Presiden Klub Persebaya Surabaya berakhir setelah menyatakan mundur dari Bajul Ijo mulai akhir musim ini, Jumat (16/9).
Azrul Ananda sempat ditolak mundur oleh beberapa Bonek. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)

Menatap Liga 1 2022/2023, Persebaya Surabaya tak bisa lagi percaya diri seperti musim 2020. Ini karena keuangan klub benar-benar rontok dihantam pandemi.

Dalam sejumlah talkshow dan wawancara, Azrul menyebut Persebaya rugi hingga puluhan miliar. Situasi ini membuat Persebaya harus mengetatkan kantong dalam urusan belanja pemain menjelang Liga 1 2022/2023.

Pemain-pemain inti tak bisa dipertahankan. Mereka yang pergi itu adalah Samsul Arif, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Arif Satria, Ady Setiawan, Reva Adi, dan Oktafianus Fernando.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua pemain asing andalan, Alie Sesay dan Taisei Marukawa juga pergi. Banyaknya pemain yang hengkang membuat Aji Santoso harus menyusun kekuatan ulang. Dalam hal ini pemain muda dicoba menjadi pilar utama.

Situasi ini membuat performa Persebaya tidak optimal. Dalam turnamen pramusim Piala Presiden 2022 Persebaya tak membukukan kemenangan. Mereka hanya sekali imbang dan sisanya kalah.

Lima laga awal Persebaya di Liga 1 2022/2023 pun mengecewakan. Rizki Ridho dan kawan-kawan sekali menang, tiga kali kalah, dan sekali imbang. Terakhir Persebaya kembali kalah dalam tiga laga beruntun.

Kekalahan beruntun ini membuat Bonek, kelompok suporter Persebaya ngamuk. Mereka melampiaskan kekecewaan dengan merangsek ke lapangan Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan merusak sejumlah fasilitas.

Tak sampai 24 jam dari peristiwa tersebut Azrul secara resmi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan CEO atau Presiden Klub. Surat pengunduran akan segera dikirim dan ia memastikan proses transisi hingga akhir musim ini.

Kerusuhan yang dibuat Bonek dengan tuntutan manajer tim mundur, juga Aji mundur, tak bisa diterima Azrul. Menurunnya performa, kata Azrul, tak lain karena kesalahannya sebagai orang nomor satu klub.

Dalam pandangan Azrul, yang disampaikan dalam jumpa pers pengunduran diri, situasi di Persebaya dan klub eks-Perserikatan saat ini seperti lingkaran setan. Suporter menekan klub dengan tidak realistis.

Posisi Persebaya yang sedang mencoba bangkit dengan skuad muda, setelah mengalami kerugian besar, tak bisa dipahami suporter. Mereka inginnya menangan dan juara tanpa mengetahui situasi dan kondisi klub.

Kini nasi sudah menjadi bubur. Azrul telah resmi menyatakan mundur dan tak akan menjilat ludahnya. Kiprah Azrul selama lima tahun dengan gelar Liga 2 2017 menjadi sejarah prestisius.

Dengan kata lain, selama lima tahun lebih mengasuh Persebaya, Azrul mempersembahkan 47 kemenangan di kompetisi resmi. Bukan pencapaian yang istimewa, tetapi status elite Persebaya telah dikembalikan Azrul.



(abs/rhr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER