Dewan Pembina PSSI Agum Gumelar menilai desakan agar Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mundur dari jabatan Ketua Umum di induk organisasi sepak bola Indonesia tak akan menyelesaikan kasus tragedi Kanjuruhan.
"Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur. Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi," kata Agum.
Sosok yang pernah memimpin PSSI itu memberi apresiasi kepada Iriawan yang merespons cepat tragedi Kanjuruhan dengan terbang langsung ke Malang dan berkeliling ke keluarga korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agum menyatakan Ketua Umum PSSI dan anggota Komite Eksekutif harus menerima segala keputusan atau rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan yang dibentuk pemerintah.
"Jadikan itu masukan dan kemudian dilaksanakan. Siapapun pasti ingin kompetisi sepak bola di Tanah Air makin baik. Kompetisi itu jantungnya sepak bola. Kalau tidak ada kompetisi ya hambar. Itu sebabnya kompetisi yang baik akan menghasilkan tim nasional yang baik pula," terang Agum.
Dilansir dari situs resmi PSSI, Agum berpesan agar pertarungan menuju kursi Ketua Umum PSSI dilaksanakan pada Kongres Luar Biasa pada akhir 2023.
"Silakan bertarung di sana. Siapa yang terbaik pasti akan dipilih oleh pemilik suara [voters]," ucap Agum.
Selain itu pesan lain dari Agum kepada PSSI adalah agar memegang teguh slogan tiga tabu yang pernah ia terapkan saat masih memimpin PSSI yakni pemain tidak berkelahi di lapangan, tidak boleh memprotes wasit dengan berlebihan dan tidak boleh terlibat suap.
(nva/har)