LIPUTAN KHUSUS

Tangkas dan Suryanaga yang Mulai Kehilangan Daya

CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2022 13:10 WIB
PB Tangkas dan PB Suryanaga banyak melahirkan atlet-atlet kelas dunia. Namun kini justru mereka terlihat renta dan kehilangan daya.
Suasana latihan di PB Suryanaga. (CNN Indonesia/ Farid)

"Nol. Tidak ada sama sekali pemain Suryanaga di Pelatnas. Sudah delapan tahun ini nol. Hari ini sudah tidak ada sama sekali," tutur Ketua PB Suryanaga Yacob Rusdianto.

Suryanaga pernah berjaya. Rudy Hartono, Alan Budikusuma, hingga Sony Dwi Kuncoro pernah ditempa di Suryanaga. Kini, Suryanaga seolah kehilangan taringnya dan tak punya perwakilan pemain elite di Pelatnas Cipayung.

Suryanaga adalah salah satu klub besar yang sudah punya reputasi dari dekade ke dekade. Namun dalam daftar pengumuman atlet Pelatnas Cipayung di awal 2022, tidak ada satu pun pemain yang berasal dari Suryanaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yacob Rusdianto, Ketua POR Suryanaga menekankan klubnya masih coba bertahan di tengah situasi yang tidak pasti. Suryanaga sempat mendapatkan sejumlah sponsor besar, termasuk Gudang Garam dan Ciputra, namun kini mereka terkendala sumber pendanaan.

"Sponsor masih ada, namun itupun berdasarkan kedekatan saya. Sponsor berupa shuttlecock atau alat olahraga. Saya sangat berterima kasih karena sponsor itu berkaitan dengan prestasi," kata Yacob.

Yacob lalu melihat situasi yang membelit Suryanaga seperti lingkaran yang rumit. Untuk bisa mendapatkan sponsor yang besar, klub harus punya sosok yang tenar dan terkenal.

Suasana Latihan PB Suryanaga di Surabaya, Jawa Timur.  (CNN Indonesia/Farid)PB Suryanaga saat ini tidak memiliki atlet di Pelatnas Cipayung padahal sebelumnya mereka banyak jadi salah satu klub yang sering menyumbang atlet ke level internasional. (CNN Indonesia/Farid)

"Kalau misalnya dulu ada sponsor dari Gudang Garam atau Ciputra itu terjadi karena Suryanaga cukup cemerlang di nasional dan internasional."

"Jadi dengan logo sponsor di dada, mereka tidak merasa rugi. Tetapi kalau sekarang tanpa pemain nasional, sulit untuk mencari sponsor," ucap Yacob.

Dengan situasi saat ini, Yacob harus mengakui bahwa Suryanaga bakal sulit untuk mendapatkan sponsor. Situasi makin pelik bagi Suryanaga lantaran banyak pemain yang sempat berada di bawah naungan mereka kemudian berpindah klub.

Yacob pun mengaku tak berdaya dan tak bisa banyak berbuat untuk menghalangi kepindahan pemain-pemain muda ke klub lain untuk meneruskan perjalanan mereka. Kondisi itu yang membuat mereka sulit mempertahankan atlet-atlet potensial hingga usia taruna.

Suryanaga saat ini masih menaungi sekitar 200 atlet, namun mayoritas atlet yang digembleng berasal dari sekitaran Surabaya. Hanya ada segelintir atlet yang berasal dari luar daerah dan menempati asrama.

Suasana Latihan PB Suryanaga di Surabaya, Jawa Timur.  (CNN Indonesia/Farid)PB Suryanaga saat ini tengah dalam kondisi kesulitan masalah finansial karena ketiadaan sponsor. (CNN Indonesia/Farid)

"Kalau kita menghalangi, ada kesan kita menghalangi karier atlet. Karena pasti mereka dijanjikan yang lebih bagus. Pelatih lebih bagus, pengiriman turnamen ke luar negeri lebih sering," ujar Yacob.

Yacob lalu menyebut perubahan sistem yang terjadi dalam pola perekrutan atlet dan transfer antarklub serta sejumlah aturan termasuk potongan prize money yang ditiadakan jadi salah satu sebab Suryanaga mengalami kemunduran.

"Kami tidak bisa menyalahkan orang ain dengan era dan sistem yang berubah-ubah. Kalau Suryanaga kena dampaknya, ya harus kita terima. Makanya saya menunggu kondisi membaik, ada aturan baru yang dikeluarkan PBSI Pusat atau Jawa Timur yang bisa melindungi keberlangsungan hidup klub."

"Kalau itu sudah ada, maka kami tidak akan segan untuk investasi. Karena kalau investasi tetapi pada akhirnya atlet itu lari, itu kita kan sama saja tidak ada artinya investasi," ucap Yacob.

(ptr/har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER