ANALISIS

Sebulan Tragedi Kanjuruhan: Menjawab Teka-teki Silang Insiden Kelam

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Selasa, 01 Nov 2022 06:54 WIB
Tepat satu bulan lalu insiden paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia terjadi. Melewati hari ke-30, Tragedi Kanjuruhan masih menyimpan tanda tanya.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober lalu. (CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tepat satu bulan lalu insiden paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia terjadi. Melewati hari ke-30, Tragedi Kanjuruhan masih menyimpan tanda tanya.

'Tragedi' adalah diksi yang tepat menggambarkan insiden di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu. Ada 135 nyawa manusia melayang, dan itu bukan sekadar angka.

Jumlah korban yang begitu banyak menimbulkan rentetan pertanyaan di benak publik. Apa yang terjadi? Mengapa bisa ada ratusan korban meninggal? Siapa perlu bertanggungjawab?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjawab pertanyaan-pertanyaan persis seperti mengisi teka-teki silang: satu jawaban akan membuka jawaban lain. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengambil peran penting dalam kasus ini, begitu juga dengan Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia.

Di pekan pertama pascatragedi hitungan resmi jumlah korban diumumkan, presiden melakukan kunjungan ke Stadion Kanjuruhan, hingga ada enam tersangka yang diumumkan.

Pada pekan kedua kabut tragedi berusaha disingkap. TGIPF Tragedi Kanjuruhan menyatakan gas air mata adalah biang kerok. Arah telunjuk publik semakin dekat ke dada aparat.

Lalu di pekan ketiga, polisi menggelar rekonstruksi dan TGIPF merilis hasil temuan di lapangan dalam satu dokumen setebal 136 halaman. TGIPF merekomendasikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (Iwan Bule) mundur. Tapi Iwan memilih bertahan.

Itu membuat bola salju membesar di pekan keempat. Terlebih lagi saat publik menemukan lingkaran oligarki antara pengurus PSSI, Exco, dan petinggi klub. Ini membuat publik menganggap sepak bola hanya dipandang sebagai ladang bisnis semata dan Tragedi Kanjuruhan adalah serpihan kecil di dalamnya.

Riak tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB) pun menyeruak. Kompetisi yang terhenti membuat pihak-pihak yang menggantungkan hidup pada sepak bola berteriak.

PSSI sebagai badan tertinggi sepak bola Indonesia akhirnya mengiyakan keinginan KLB yang diawali suara dua voters: Persis Solo dan Persebaya Surabaya. PSSI menyebut restu KLB adalah demi mencegah perpecahan.

Banner Testimoni

KLB bukan hal tabu dalam dinamika PSSI karena sudah dilakukan sembilan kali sejak 2011. Itu dilakukan untuk menjawab persoalan meski kerap menimbulkan permasalahan baru.

Targetnya KLB digelar Januari 2023. Pembentukan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) akan menjadi tahapan awal sebelum memilih Ketua Umum PSSI dan jajaran Exco yang baru. Namun pertanyannya, di mana posisi Tragedi Kanjuruhan dalam KLB terdekat?

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Usut Tuntas, Tragedi Kanjuruhan Bukan Angin Lalu

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER