Pelatih tunggal putra Malaysia Hendrawan meyakini suatu saat nanti akan kembali melatih tim badminton Indonesia, seperti pernah dilakukannya pada 2004.
Hendrawan mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan dirinya lebih memilih berkiprah di Malaysia. Ini bukan semata-mata soal tak ada rasa nasionalisme, tetapi lebih kepada pertimbangan hal-hal yang tak bisa disebutkan.
"Memang keinginan itu [menangani tunggal putra Indonesia] ada dan tentu pembicaraan itu selalu ada, tapi memutuskan sesuatu tidak semudah itu. Dalam arti ya ini bukan bersikap tidak nasionalis atau tidak apa," kata Hendrawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ada sesuatu yang belum jodoh. Yang kedua juga salah satunya juga memang belum ada satu titik temu, tapi keinginan untuk kembali ada," ucapnya di sela-sela ekshibisi PBSI di Tennis Indoor Senayan, Kamis (10/11).
Hendrawan menyebut sudah pernah ada tawaran dari PBSI. Bahkan sosok yang pernah menjadi juara dunia pada 2001 itu sering berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan induk organisasi badminton di Indonesia tersebut.
Sebagai mantan atlet Indonesia dan pernah menjadi pelatih di PBSI, Hendrawan tetap memantau peluang kembali ke Indonesia.
"Banyak faktor. Ya, ilustrasinya seperti ini. Menikah bukan saja suka atau tidak suka, tetapi banyak faktor. Ilustrasinya seperti itu. Memang ada pertimbangan lain. Anak-anak juga sudah kuliah di luar,"
Peraih medali perak Olimpiade 2000 ini memastikan akan kembali ke Indonesia pada suatu saat nanti, namun Hendrawan belum bisa menentukan waktu yang pasti.
Saat berbicara soal performa andalan tunggal putra Indonesia yang dianggap kurang, Hendrawan tidak begitu sepakat. Menurutnya dua tunggal Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, berada di jalur yang benar.
"Sebenarnya prestasi Ginting dan Jonatan, sekarang yang ada di Indonesia, dibilang jelek semestinya enggak ya. Generasi mereka adalah generasi yang akan selalu dibandingkan dengan generasi Taufik," ucap Hendrawan.
(abs/nva)