Pembalap WSBK Scott Redding memiliki pandangan tersendiri mengenai Mandalika, baik dari sisi luar dan dalam sirkuit.
Redding mengaku menemukan banyak hal berbeda di Mandalika, yang tidak ditemui pembalap BMW itu di Eropa. Mantan pembalap MotoGP itu juga mengemukakan perbedaan Sirkuit Mandalika dengan mayoritas sirkuit di Benua Biru.
Cerita soal persaingan pada musim ini juga dibagikan Redding yang mengalami kemunduran dibanding WSBK 2020 dan 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Redding yang dua musim lalu selalu masuk posisi tiga besar, harus terlempar dari persaingan gelar juara pada musim ini.
Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Redding di Mandalika:
Ini kali kedua Anda datang ke Mandalika. Bagaimana situasinya saat ini?
Saya sangat menikmati momen datang ke sini. Saya senang datang ke Indonesia, ke Mandalika. Karena di sini kami menemui hal yang berbeda dibandingkan di Eropa, budaya, orang-orangnya sangat baik, semua orang di sini sangat senang membantu. Mereka ramah. Ini adalah tempat yang bagus dan saya selalu menikmati momen datang ke sini.
Apa yang membuat Sirkuit Mandalika terlihat menarik bagi pembalap?
Saya rasa karena ini adalah sirkuit baru, hal ini membuat pembalap antusias karena mereka belum pernah balapan di sini.
Karakter sirkuit juga berbeda dibandingkan sirkuit di Eropa yang banyak tipe tikungan cepat, sedangkan di sini cenderung flat.
Bagi saya sirkuit ini juga menarik karena tikungan 5,6,7. Tiga tikungan cepat yang bagus menurut kami.
Bagaimana sirkuit Mandalika setelah pembenahan?
Kami harus mengujinya esok [Jumat]. Saya sudah sempat berjalan di trek dan terlihat sedikit licin.
Namun mereka sudah melakukan sesuatu karena kondisi aspal di tahun lalu rusak. Jadi mereka telah melakukan tugas bagus untuk persiapan tahun ini. Kami sangat menghargai hal tersebut. Namun kami masih harus menanti esok hari untuk benar-benar bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Apa yang mendasari Anda mengeluarkan komentar soal weight limit di WSBK?
Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya rasa WSBK harus mengukur pembalap dengan bobot terberat dan juga pembalap dengan bobot teringan. Dan kemudian menemukan bobot tubuh di titik tengah. Saya rasa hal itulah yang adil untuk dilakukan.
Saya tentu juga tak mau membuat pembalap dengan bobot tubuh teringan mengikuti skala ukuran bobot tubuh saya karena itu akan konyol.
Saya juga tak bisa mengikuti skala ukuran pembalap teringan. Jadi untuk membuat adil, seperti yang mereka lakukan di Moto3, Moto2, Formula 1, dan lainnya.
Saya rasa hal itulah yang akan membuat WSBK lebih menarik, lebih banyak pembalap yang bisa bertarung memperebutkan juara.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>