3. Gonjang-ganjing Iran
Gelombang penolakan Iran di Piala Dunia bergelora usai negara tersebut mengalami situasi panas usai kematian Mahsa Amini. Kondisi Iran semakin pelik saat 348 demonstran tewas dalam unjuk rasa.
Ini membuat banyak negara di dunia meminta Iran dicoret dari pesta bola dunia 2022. Salah satunya adalah Ukraina yang ngotot ingin menggantikan Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Iran tetap berlaga di Piala Dunia 2022. Sebagai bentuk protes, pemain Iran tidak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan babak penyisihan.
4. Larangan Miras
Penyelenggara Piala Dunia 2022 melarang penonton minum minuman keras di dalam stadion. Minuman keras hanya disediakan di beberapa tempat tertentu dengan harga yang mahal.
Satu gelas bir di Qatar mencapai Rp1,4 juta. Itu membuat gelombang protes dari beberapa negara yang ingin minuman beralkohol tetap diizinkan di dalam stadion.
Salah satu protes disampaikan oleh suporter Ekuador saat pertandingan pembuka Piala Dunia 2022. Kumpulan penonton meneriakkan 'Kami mau bir! Kami mau bir!' saat laga berlangsung.
5. Kasus Korupsi FIFA
FIFA resmi memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada Desember 2010 silam. Namun berselang enam bulan kemudian, dugaan suap Qatar terhadap FIFA menyeruak.
Kasus korupsi Piala Dunia 2022 semakin terkuak saat FBI melakukan penggeledahan terhadap mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner pada 2014. Kasus ini juga menyeret nama-nama petinggi UEFA dan AFC.
Pada 2020 sebuah dokumen tentang dugaan suap pihak Qatar terhadap Piala Dunia 2022 menguap ke publik. Qatar ditengarai membayar US$880 juta agar terpilih sebagai tuan rumah.