Jakarta, CNN Indonesia --
Skuad Jerman di Piala Dunia 2022 terancam jadi generasi terburuk sepanjang masa jika kalah dari Kosta Rika dan gagal ke babak 16 besar.
Jerman akan bentrok dengan Kosta Rika di Stadion Al Bayt, Al Khor, Kamis (1/12) waktu Qatar atau Jumat (2/12) dini hari WIB. Ini merupakan penentuan bagi Kosta Rika dan Jerman.
Dalam sejarah Jerman di Piala Dunia sejak pertama kali ikut pada 1934, belum pernah Die Mannschaft tersingkir dari babak grup dalam dua edisi secara berturut-turut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Piala Dunia 2018 Jerman tersingkir di babak grup setelah dikalahkan Korea Selatan pada laga pemungkas grup. Kini Kosta Rika berpeluang menjadi momok Jerman di Piala Dunia 2022.
Saat ini Jerman menjadi juru kunci sementara Grup E dengan poin satu, tepat di bawah Kosta Rika yang mengumpulkan tiga poin. Karenanya kedua tim sama-sama butuh kemenangan.
Namun kemenangan pun belum akan membuat Jerman aman. Seandainya menang atas Kosta Rika, status lolos Manuel Neuer dan kawan-kawan tetap bergantung hasil laga Jepang versus Spanyol.
Jika Jepang yang menang atas Spanyol, Jerman bisa pupus. Pasalnya poin Jerman dan Spanyol akan sama empat dan Jepang menjadi enam. Artinya posisi runner up Grup E diukur lewat selisih gol.
Masalahnya kini Spanyol surplus tujuh gol, sedangkan Jerman minus satu. Jika Spanyol kalah dengan selisih satu gol, artinya pula Jerman harus menang atas Kosta Rika dengan selisih tujuh gol.
Ini yang membuat Jerman sekarat. Kemenangan saja tidak cukup, melainkan harus diwarnai banyak gol. Dengan tuntutan seperti ini, bukan tidak mungkin malah Kosta Rika membuat kejutan.
 Pelatih Jerman Hansi Flick (kanan) dihadapkan pada tugas serius di akhir fase grup Piala Dunia 2022. (REUTERS/ANNEGRET HILSE) |
Apalagi Kosta Rika punya skuad yang matang. Dari 26 pemain mereka di Piala Dunia 2022 ini, 10 di antaranya adalah pemain yang tampil hingga babak 16 besar Piala Dunia 2018.
Mereka itu adalah Keylor Navas, Oscar Duarte, Bryan Oviedo, Celso Borges, Bryan Ruiz, Johan Venegaz, Joel Campbell, Francisco Calvo, Yeltsin Tejeda, dan Kendall Waston. Ini ancaman serius Jerman.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Statistik penampilan Kosta Rika sama sekali tak meyakinkan. Kemenangan 1-0 Los Ticos atas Jepang juga tak bisa menjadi rujukan melawan Jerman.
Dalam laga melawan Jepang, Kosta Rika tampil tak begitu istimewa. Bahkan satu-satunya gol mereka terbilang beruntung dan mujur pula serangan sporadis Jepang tak ada yang jadi gol.
Kendati demikian Keylor Navas dan kawan-kawan sudah bangkit. Kekalahan 0-7 dari Spanyol tak ingin terulang kembali. Malahan mereka ingin menjadi tim lain yang membuat kejutan.
Melawan Jerman yang dihuni pemain-pemain bintang papan atas Eropa, psikologis dan mentalitas jadi kunci. Kekalahan Jerman dan Kosta Rika pada laga pembuka kiranya jadi bukti nyata.
Kosta Rika tampak sangat jelas sangat inferior saat melawan Spanyol. Setelah kebobolan untuk kedua kalinya, mentalitas mereka seperti roboh. Kepala pemain Kosta Rika seperti ditarik ke tanah.
Jerman sebaliknya. Mereka sangat percaya diri melawan Jepang. Sangat berlebih bahkan rasa itu hingga sempat-sempatnya memikirkan hal-hal politis di luar sepak bola sebelum laga.
 Keylor Navas dan Celso Borges jadi pemain berpengalaman yang memegang peranan penting di timnas Kosta Rika. (REUTERS/Hannah Mckay) |
Pada laga kedua mereka bangkit. Layaknya jagoan turnamen, Der Panzer main lebih lepas. Tekanan setelah kekalahan membuat pemain Jerman seolah memiliki semangat juang dua kali lipat.
Ada istilah pula Jerman makin solid saat tertekan. Biasanya, setelah lolos grup, permainan Jerman akan sulit terbendung. Dengan kata lain cara terbaik menyingkirkan Jerman adalah di babak grup.
Harapan menyingkirkan Jerman kini ada di pundak pemain Kosta Rika. Luis Fernando Suarez, pelatih Kosta Rika, sangat percaya diri tim asuhannya bisa menumpas Jerman yang tak kalah percaya diri.
Berkaca dari kemenangan Arab Saudi atas Argentina di Grup C, mentalitas jadi kunci. Semburan motivasi pelatih di ruang ganti akan cukup banyak menentukan performa pemain di lapangan.
Hal ini pula yang akan dilakukan Suarez untuk meningkatkan mentalitas dan psikologis anak asuhnya. Kalah segalanya dari Jerman hanya bisa diatasi dengan permainan menggebu.
[Gambas:Video CNN]