Berkaca dari perjalanan Kroasia dan Maroko selama Piala Dunia 2022, duel nyali dua gelandang bertahan sepertinya tidak akan terhindarkan.
Kroasia akan mengedepankan Marcelo Brozovic untuk meredam aksi Hakim Ziyech, Azzedine Ounahi, atau Selim Amallah. Pemain Inter Milan ini terbukti ampuh jadi senjata peredam Kroasia.
Brozovic jadi pemain paling dominan Kroasia dengan jarak lari terjauh: 78,87 kilometer, paling banyak melepas operan: 520 kali, dan pemain paling banyak menerima operan: 561 kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan perannya yang begitu kental dalam permainan Vatreni, Brozovic tinggal menunjukkan sekali lagi nyalinya. Serangan balik Maroko yang tajam harus diredam oleh Brozovic.
Dari kubu Maroko ada Sofyan Amrabat. Pemain Fiorentina ini tampil gemilang selama turnamen. Kylian Mbappe contohnya, tidak bisa menusuk dengan nyaman saat dikawal ketat pemain 26 tahun ini.
Kini Amrabat akan bertugas menghentikan Luka Modric. Kapten Kroasia ini pemain yang licin dengan umpan-umpan mematikan sehingga akan sangat berbahaya jika diberi keleluasaan ruang.
Dengan statistik sebagai pemain Maroko paling jauh berlari, 70,58 kilometer, Amrabat punya potensi menyulitkan Modric. Pemain 37 tahun ini sudah tidak lincah dan tinggal ditempel ketat.
Akankah sesederhana itu duel ini? Tentu saja tidak. Namun demikian, statistik dan olah performa membuktikan bahwa Kroasia dan Maroko sama-sama bisa mencapai final bukan karena keberuntungan.
Mereka datang dengan skuad yang matang dan disentuh dengan strategi jenius pelatih. Maroko dan Kroasia sama-sama tidak ke fase ini karena keajaiban. Kisah mereka di Piala Dunia 2022 bukan dongeng.
Dongeng memang dibumbui dengan cerita kemustahilan-kemustahilan yang terpatahkan dan Kroasia bersama Maroko mengalami hal itu, tetapi lebih megah lagi adalah kinerja kedua tim sangat luar biasa.
Kroasia dan Maroko sama-sama menunjukkan kelas dedikasi, cinta, nasionalisme, dan pengorbanan tingkat tinggi. Itu mengapa duel peringkat ketiga ini lebih dari sekadar gengsi dan prestasi.