Muhammad Rian Ardianto: Hidup Ada Pahit Agar Nanti Bisa Rasakan Manis
Muhammad Rian Ardianto bersama Fajar Alfian berhasil jadi ganda putra nomor satu dunia di akhir 2022. Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Rian.
Duet Fajar/Rian menjalani tahun yang penuh liku di 2022. Setelah sempat terpuruk di awal 2022, Fajar/Rian menggebrak dan berhasil masuk final di delapan turnamen dengan hasil empat gelar juara.
Bagaimana pandangan Rian terkait perjalanan kariernya selama ini? Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Muhammad Rian Ardianto:
Bagaimana rasanya jadi ganda putra nomor satu dunia?
Pastinya bersyukur. Alhamdulillah, kami tidak menyangka di akhir tahun bisa menembus ranking satu. Kembali lagi, semua hasil kerja keras kami patut disyukuri tetapi tidak boleh cepat puas. Di tahun ini ada kualifikasi buat Olimpiade jadi harus mempersiapkan diri lebih baik lagi.
Tahun 2022 tidak berjalan mulus di awal. Ada pembicaraan khusus antara kamu dengan Rian setelah hasil buruk di Jerman dan All England?
Sebenarnya tidak ada pembicaraan yang khusus. Dari saya pribadi, mindset dan pola pikir, mungkin di lapangan dulu awal-awal masih ambisi, tiap pertandingan ingin hasil yang terbaik, tetapi setelah itu malah jadi beban buat kita.
Setelah dua turnamen itu, makin ke sini lebih menikmati, enjoy, tidak terlalu memikirkan hasilnya. Coba buat main maksimal aja.
Karena semua di ganda putra ingin jadi yang terbaik, kita lihat juga di Indonesia enam pasang ganda putra saling bersaing semua. Kita belum lihat ke luar, persaingan di dalam sudah ketat.
Kami sebenarnya juga tidak mau kalah, tetapi di pertandingan terlalu menggebu-gebu ingin menang jadi malah bumerang buat diri sendiri.
Ada perubahan dari pola permainan?
Mungkin dari permainan lebih tenang, lebih safe, agak berkurang error. Jadi hasilnya lebih baik.
Di tahun yang bagus ini, kalian dapat medali perunggu Kejuaraan Dunia. Apakah hal itu disayangkan?
Kalau dibilang sayang, pasti sayang. Cuma semua pasti ada rezeki masing-masing, jadi masih belum rezekinya jadi juara dunia. Kami coba buat fokus di pertandingan sebelumnya.
Apa yang terjadi saat kalah dari Ahsan/Hendra di Kejuaraan Dunia?
Mungkin agak lengah di gim pertama karena kami sudah sempat unggul 5-6 poin tetapi belum berhasil menyelesaikan. Mungkin agak kepikiran di gim pertama itu.
Di gim kedua sudah mulai menekan, tetapi start di gim ketiga, kami kalah start.
Bagaimana melihat perjalanan kalian dalam beberapa tahun terakhir?
Perjalanan tiap atlet beda-beda, ada yang bisa langsung stabil di atas terus, ada yang kadang belum konsisten. Kadang bisa menembus final, ada yang juara langsung, tetapi di pertandingan berikutnya kalah di babak awal.
Menurut saya itu proses, semua atlet harus melewati itu. bagaimana cara kita mengatasi itu, melewati proses itu. Apakah kita kuat atau tidak?
Kalah di final Asian Games setelah dapat match point, gagal lolos Olimpiade walaupun ada di delapan besar, dan dua medali perunggu Kejuaraan Dunia. Mana yang paling menyesakkan?
Sebenarnya semua sama karena semua kejuaraan penting. Mungkin masih belum rezekinya, jadi kita coba terus.
Waktu gagal lolos Olimpiade, apakah masih antusias nonton Olimpiade?
Sebenarnya kecewa, karena kita datang ke sana cuma buat sparring, pasti ada timbul rasa kayak, "Wah seharusnya saya bisa main, tetapi kenapa kita datang cuma buat sparring".
Tetapi semua itu harus dilewati. Kadang hidup ada pahitnya, jadi nanti kami bisa merasakan manisnya. Mungkin saat itu kami coba dulu rasakan pahitnya dulu sehingga nanti bisa rasakan manis di Paris.
Race to Olympics sebentar lagi dimulai. Apa yang harus disiapkan Fajar/Rian yang saat ini sedang dalam posisi terdepan di antara ganda putra?
Kalau dibilang terdepan, tidak juga. Karena semua pemain punya kans yang sama. Apalagi race to Olympics itu kembali mulai dari 0-0 lagi.
Semua pemain punya kesempatan jadi kami harus persiapkan sebaik-baiknya.
Ganda putra Indonesia punya persaingan ketat namun dalam hari-hari kelihatan akrab. Bagaimana menciptakan suasana itu?
Karena kami kompak, kami saling mendukung. Walaupun di dalam lapangan kami musuh, di luar lapangan kami tetap main bersama. Tidak ada yang musuhan di luar lapangan.
Di luar lapangan kami tetap kompak. Kalau ada yang minta bantu, kami bantu. Musuhan hanya di lapangan saja, saat pertandingan. Di luar lapangan kami bisa berteman lagi, pergi bareng, saling sharing apapun.
Kalau duel sesama pemain Indonesia, misal kamu menang atau kalah, berapa lama lagi sampai situasi normal dan bisa kembali ngobrol?
Kadang tergantung orangnya. Misal pas lagi kalah ada yang diam, ada yang langsung pergi. Terus ada yang langsung ngobrol juga.
Kalau saya lagi kalah, banyak diamnya. Pasti ada kecewa. Mungkin 1-2 jam sudah biasa lagi.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>