Deret Masalah yang Harus Dibenahi Ketua PSSI

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2023 08:40 WIB
Erick Thohir jadi salah satu calon ketua PSSI. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah masalah persepakbolaan Indonesia menjadi tantangan yang harus dibenahi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.

PSSI tengah dalam proses mencari pemimpin baru. Kongres Biasa PSSI yang memiliki agenda membentuk Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) digelar Minggu (15/1).

Selanjutnya 30 hari sejak Kongres Biasa, PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa dengan agenda pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Exco PSSI.

Hingga pendaftaran bakal calon ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota komite eksekutif PSSI ditutup pada Senin (16/1) pukul 18.00 terdapat lima orang yang bakal bersaing mengisi jabatan PSSI 1.

Lima orang tersebut adalah La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi dan Fary Djami Francis.

Kelima orang itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Di antara lima nama tersebut hanya La Nyalla yang pernah menjadi Ketua Umum PSSI, yakni pada 2015-2016.

Sementara itu Erick yang kini menjadi Menteri BUMN pernah menjadi pemilik klub Major League Soccer, DC United, Erick juga pernah menjabat sebagai orang nomor satu di klub sepak bola Inter Milan. Kini Erick masih tercatat sebagai pengelola Persis Solo.

Arif pun dekat dengan lapangan hijau. Sebagai promotor sepak bola, Arif pernah mendatangkan klub-klub besar seperti Chelsea, Juventus, hingga Timnas Belanda ke Indonesia. Arif sempat pula menjadi calon Ketua Umum PSSI pada 2019.

Sedangkan Doni merupakan CEO Bandung Premier League yang merupakan kompetisi sepak bola amatir dengan nuansa profesional.

Sementara Fary adalah politikus yang pernah menjadi ketua departemen Sport Intelligent PSSI dan sempat menjadi calon Ketua Umum PSSI pada 2019.

Pengalaman calon-calon ini akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang sejauh ini masih jadi pekerjaan rumah besar bagi PSSI itu sendiri.

1. Pembinaan

Filanesia, filosofi sepak bola Indonesia yang dimiliki PSSI mematok pembinaan usia dini sepak bola Indonesia dimulai dari 6 tahun.

Akan tetapi, sejauh ini asosiasi provinsi dan asosiasi kota/kabupaten yang merupakan kepanjangan tangan dari PSSI di setiap daerah masih abai dengan pembinaan.

Jika tidak bisa disebut 'seluruh' asprov dan askot/askab tersebut abai dengan tugasnya dalam pembinaan, sebagian besar asprov dan askot/askab itu tak menggelar pembinaan usia muda.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Kompetisi yang Promblematik


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :