Kenapa PSSI Sering Ganti Ketua tapi Sepak Bola Indonesia Tak Berubah?

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2023 07:52 WIB
Sepak bola Indonesia cenderung terasa jalan di tempat, meskipun ketua umum PSSI beberapa kali berganti.
Belum ada lagi ketum PSSI yang tuntas dalam satu periode setelah Djohar Arifin. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Biasanya ketua umum PSSI akan 'mati-matian' agar Timnas Indonesia, baik yang kelompok umur atau senior mendapatkan hasil bagus pada sebuah turnamen.

Lewat prestasi bagus di Timnas Indonesia, ketua umum PSSI akan mendapatkan nilai tambah dalam target politiknya tersebut.

Sejak era Djohar Arifin Husin, tidak ada lagi ketua umum PSSI yang bisa menuntaskan tanggung jawabnya hingga satu periode.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di luar La Nyalla Mattalitti yang harus mengakhiri tugasnya sebagai ketua umum PSSI pada 2015-2016 lantaran Indonesia terkena sanksi FIFA, belum ada lagi ketua PSSI yang bertahan selama satu periode.

Edy Rahmayadi yang terpilih pada 10 November 2016 hanya bertugas sampai Januari 2019 karena harus mengisi jabatan sebagai gubernur Sumatera Utara.

Mochamad Iriawan atau Iwan Bule juga mengalami pemotongan tugas selama satu tahun. Tugas Iwan Bule yang dimulai pada November 2019 semestinya berakhir pada akhir 2023.

Ketua Umum PSSI, Edy RahmayadiEdy Rahmayadi sempat menjadi Ketua Umum PSSI sebelum menjadi Gubernur Sumatera Utara. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)

Akan tetapi akibat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, muncul desakan digelar Kongres Luar Biasa guna mendapatkan ketua umum dan pengurus PSSI baru.

Di luar itu Iwan Bule juga disebut-sebut ingin mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Barat.

Ketua umum PSSI yang gagal fokus pada tugasnya bukan satu-satunya penyebab sepak bola Indonesia tidak maju-maju. Tetapi bisa dianggap sebagai faktor terbesar.

Seandainya saja ketua umum PSSI bisa fokus pada tugasnya, maka urusan Liga Indonesia yang masih amburadul, pembinaan yang tidak konsisten, dan Timnas Indonesia yang masih puasa gelar bisa dibereskan dengan baik lewat program-program yang terencana.

Maka dari itu penting dari pemilik suara guna mendorong calon ketua umum PSSI yang tidak memiliki tujuan politik ke depannya.

Sejauh ini sudah terbukti, berbagai latar belakang ketua umum PSSI: mulai dari politikus (Nurdin Halid), mantan pemain (Djohar Arifin), Edy Rahmayadi (TNI), hingga Iwan Bule (polisi) tidak juga mengangkat prestasi sepak bola Indonesia.

Dorong juga sosok yang terbukti memiliki kemampuan mengatur, terutama yang berkaitan dengan sepak bola, yang baik.

Sepak bola Indonesia ini terkait dengan baik hal, mulai dari Pemerintah hingga ke kepolisian. Tanpa kemampuan lobi atau manajerial yang baik, program atau agenda PSSI sulit berjalan mulus.



(sry/har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER