Kisruh di internal PSSI berlanjut begitu La Nyalla Mattalitti terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya. Hanya beberapa saat setelah La Nyalla terpilih, organisasi PSSI dibekukan Kemenpora.
Pembekuan ini membuat LSI 2015 ikut dihentikan dengan status force majeure. Saat itu LSI baru berlangsung tiga pekan. Ketika dihentikan Gresik United memuncaki klasemen dengan sembilan poin.
Tak lama berselang PSSI dibekukan FIFA. Ini semakin membuat sepak bola Indonesia gelap. PSSI yang dipimpin La Nyalla membawa pembekuan Kemenpora di meja hukum dan akhirnya dinyatakan menang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 29 Maret Liga 1 2020 kick off. Namun hanya berlangsung tiga pekan, kompetisi terpaksa dihentikan karena pandemi Covid 19. Pasalnya pemerintah melakukan pembatasan pergerakan masyarakat.
Saat itu liga tidak langsung dihentikan. PSSI memilih menunggu situasi. Harapan PSSI kompetisi bisa dilanjutkan dengan menurunnya kasus. Setelah 10 bulan tak jelas, PSSI akhirnya menghentikan liga.
Hal ini membuat klub marah. Pasalnya sebagian klub tetap melakukan latihan dan menggaji pemain, meski dengan kontrak yang disesuaikan. Kendati demikian PSSI mengabaikan keluhan klub.
Setelah Liga 1 2021/2022 berjalan lancar dengan sistem gelembung, PSSI yakin kompetisi musim 2022/2023 bisa berjalan lebih baik. Karena pandemi Covid 19 telah menurun, penonton pun boleh hadir.
Sayangnya pada pekan ke-11, dalam pertandingan Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi insiden yang menewaskan 135 jiwa. Kejadian ini dikenal dengan sebutan Tragedi Kanjuruhan.
PSSI langsung menunda kompetisi. Setelah dua bulan lebih akhirnya kompetisi dilanjutkan kembali. Hanya saja untuk Liga 1, tidak dengan kasta kedua dan ketiga. Pada 12 Januari Liga 2 resmi dihentikan.
(abs/jal)